REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagai umat Islam perlu mempersiapkan ilmu sebelum melakukan sebuah amalan. Imam Al-Ghazali menyampaikan, bahwa amalan tanpa ilmu sebuah kerugian yang nyata.
Pendapat sang imam ini bersandar dari hadis Rasulullah yang dia tulis dalam karyanya Minhajul Abidin. Rasulullah SAW menyebutkan salah satu sifat ilmu.
"Tidur dengan berilmu lebih baik daripada salat yang didasarkan kepada kebodohan."
Sebab beramal tanpa ilmu lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hal ilmu.
"Orang yang bahagia diilhami oleh ilmu dan orang-orang sengsara diharamkan darinya."
Maknanya, ilmu di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala salah satu sisinya bahwa tidaklah seseorang belajar ilmu kemudian sengsara dan lelah dalam ibadah karena amalnya terhapus sia-sia. Sehingga dia tidak mendapatkan apapun melainkan kelelahan.
"Naudzubillah dari amal yang tidak bermanfaat dan sia-sia," katanya.
Karena itu perhatian ulama Zahid terhadap ilmu sangat besar secara khusus daripada seluruh manusia lainnya. Sebab poros perintah penghambaan diri, mengendali ibadah, dan pengabdian kepada Allah Tuhan sekalian alam adalah ilmu.
"Inilah pengamatan ulil abshar (ahli bashirah) orang yang mendapat dukungan dan Taufik dari Allah," katanya.
Dengan demikian secara garis besar bahwa ketaatan tidak akan dicapai seorang hamba dan tidak bersih kecuali dengan ilmu. Sehingga ilmu harus didahulukan daripada ibadah.
Faktor kedua yang mengharuskan untuk mendahulukan ilmu karena ilmu yang bermanfaat akan membuahkan ketakutan kepada Allah dengan dan segan kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat Fatir ayat 28 yang artinya.
"Hanya saja yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah ulama."
Sebab siapapun yang tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, ia tidak akan takut kepadanya dengan sebenar-benarnya. Siapapun yang tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya.
Karena, ilmu akan menuntunnya untuk mengenal mengagungkan dan takut kepada Allah. Sehingga, ilmu akan menghasilkan ketaatan-ketaatan seluruhnya menghalangi dari maksiat seluruhnya dengan Taufik Allah.
"Tidak ada tujuan seorang hamba dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala kecuali dengan ilmu."