Rabu 25 Jan 2023 22:09 WIB

Pengamat: Hadiri Sekber Gerindra-PKB, Peluang Sandiaga Jadi Cawapres Makin Kecil

Gerindra dan PKB kemungkinan mengusung Prabowo sebagai capres.

Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno berbincang dengan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat acara peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Sekber tersebut merupakan bentuk optimisme kedua partai dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Selain itu juga wujud implementasi dari kerjasama politik yang sudah diputuskan dan disepakati.
Foto: Republika/Prayogi.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno berbincang dengan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat acara peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Sekber tersebut merupakan bentuk optimisme kedua partai dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Selain itu juga wujud implementasi dari kerjasama politik yang sudah diputuskan dan disepakati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra dan PKB resmi membuat Sekretariat Bersama (Sekber) guna memenangkan Pemilu 2024. Pembentukan Sekber ini dinilai pengamat politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko, sebagai ajang unjuk kekuatan Gerindra dan PKB di Pemilu 2024.

Sebab menurut Anang, selama ini koalisi Partai Gerindra dan PKB tak terlalu menonjol dibandingkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan rencana koalisi yang dibangun Nasdem. "Sekber ini menunjukan koalisi Partai Gerindra dan PKB sangat solit. Tanpa secara jelas menyampaikan siapa calon resmi yang nanti akan diusungnya. Mereka sepakat untuk membangun komitment sambil melihat dinamika politik yang akan terjadi. Ini merupakan strategi jitu yang dilakukan Prabowo," kata Anang.

Dengan dibentuknya Sekber Anang menilai kemungkinan besar koalisi Partai Gerindra dan PKB untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres semakin besar. Apalagi Prabowo merupakan salah satu tokoh politik nasional yang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, meski untuk dapat memenuhi electoral threshold, koalisi Partai Gerindra dan PKB masih membutuhkan satu parpol lagi.

Dia berkata dengan Sekber tersebut membuat peluang Sandiaga Uno untuk menjadi capres maupun cawapres dari Partai Gerindra semakin kecil. Selain karena PKB ngotot mengusung Muhaimin Iskandar jadi cawapres mendampingi Prabowo, Sandiaga dinilai Anang juga sudah memiliki 'cacat' moral politik.

Ia berkata, tanpa konsolidasi dan komunikasi dengan Prabowo dan Partai Gerindra, Sandiaga memposisikan siap untuk dicalonkan sebagai cawapres. Bahkan kesiapan Sandiaga menjadi cawapres ini yang menjadi polemik di internal Partai Gerindra.

"Sehingga kehadiran Sandiaga di acar Sekber kemarin hanya sekadar menjalankan kewajiban sebagai kader yang baik dari Partai Gerindra dan loyal terhadap Prabowo," kata dia.

Anang berkata, kedatangan Sandiaga ke peresmian Sekber juga bisa diartikan merupakan dukungannya terhadap koalisi Partai Gerindra dan PKB. Namun Anang mengakui peluang perubahan capres cawapres masih bisa terjadi di koalisi Partai Gerindra dan PKB. "Terlebih lagi belum ada ada deklarasi resmi capres cawapres secara resmi di peresmian Sekber Partai Gerindra dan PKB kemarin," ucap Anang.  

PELUANG MENANGKAN PEMILU

Saat ini peluang Ketua Umum Partai Gerindra untuk memenangkan Pilpres 2024 menurut Anang masih jauh di bawah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dari beberapa lembaga survei politik yang memiliki kredibilitas yang tinggi, trend penurunan elektabilitas Prabowo masih terjadi, sementara tren peningkatan elektabilitas Anies terus mengalami peningkatan.

Meningkatnya elektabilitas Anies ini bisa dimaklumi oleh Anang. Saat ini, kata dia, Anies sudah menjalankan fungsi sebagai capres dan dukungan dari Nasdem sudah sangat jelas untuk mendukung Anies. "Meskipun Nasdem masih membutuhkan koalisi partai untuk dapat mengusung Anies. Sementara Ganjar masih terkendala problematika internal PDIP dan jabatan sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sehingga Ganjar belum optimal untuk menjalankan fungsi sebagai capres," kata Anang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement