Selasa 07 Feb 2023 10:44 WIB

Rayakan Album Empat Puluh, Rayen Pono: Musik tidak Mengenal Warna Kulit

Di album Empat Puluh, Rayen Pono mengeksplorasi musik R&B dan soul.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi Rayen Pono membawakan lagu dalam penampilan showcase Empat Puluh di M Bloc Live House, Jakarta, Senin (6/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Penyanyi Rayen Pono membawakan lagu dalam penampilan showcase Empat Puluh di M Bloc Live House, Jakarta, Senin (6/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Rayen Pono merayakan album Empat Puluh pada Senin (6/2/2023) malam di M Bloc Live House, Jakarta. Di sela penampilannya, Rayen mengajak ibu, istri, dan anaknya untuk menemaninya menyanyikan lagu "Hidup Dua Kali".

“Kalau saya diberikan hidup dua kali, saya tetap akan memilih mama dan istri yang sama. Ini buat kalian untuk mencintai orang yang sama ketika diberi hidup dua kali,” kata Rayen.

Baca Juga

Sebelum lagu dinyanyikan, sang istri Milka mengucapkan selamat atas lahirnya album debut Rayen. Ini merupakan sebuah penantian Rayen yang sangat lama.

“Selamat buat album kamu. Dua puluh tahun adalah waktu yang cukup lama. Kamu tetap setia dan percaya kepada Tuhan untuk proses hidup kamu,” ujarnya.

"Hidup Dua Kali" merupakan salah satu lagu yang ada di album Empat Puluh. Di album ini, Rayen mengeksplorasi musik R&B dan soul yang menjadi kecintaannya sekaligus melirik motif genre lain seperti world music, hiphop, neo-tradition, dan gospel. Orisinalitas pun menjadi benang merah yang menyatukan 11 lagu yang menyusun album Empat Puluh.

Rayen berharap album Empat Puluh bisa menjadi ikhtisar kecil betapa magisnya darah musik yang mengalir di tubuh para putra dan putri Indonesia Timur. "Musik tidaklah mengenal latar belakang, asal-muasal, warna kulit, atau pun usia. Album debut saya ini menjadi bukti nyatanya," kata Rayen.

Pada malam itu, Rayen tidak sendirian. Dia ditemani musisi lainnya, salah satunya rapper Igor Saykoji.

Dalam perayaan ini, mereka membawakan lagu "Puncak Asmara" yang merupakan wujud interpretasi mahakarya Utha Likumahuwa dengan sentuhan yang lebih dewasa. “Utha Likumahawa yang kebetulan om kandung dari Barry Likumahuwa dan saya juga di-support oleh Kakak Ivan Nestorman di lagu ini,” kata Rayen.

Saat datang ke panggung, Saykoji menyapa penonton dengan semangat. “Selamat malam semuanya, masih semangat dong? Mana suaranya?,” sapanya.

Saykoji menyebut suatu kehormatan diajak berkolaborasi dengan Rayen untuk mengisi elemen hiphop di sini. Setelah itu, dia mengajak penonton untuk kolaborasi dengan gaya bebasnya.

“Buat yang enggak tahu, hiphop itu penuh dengan spontanitas. Jadi malam ini gue enggak pengen cuma kolaborasi dengan Rayen. Gue pengen kolaborasi dengan penonton,” kata dia.

Setelah penampilan tersebut, Rayen dan Saykoji langsung membawakan "Puncak Asmara" dengan meriah. Selain backing vocal, penampilan mereka juga dilengkapi dengan para penari yang turut menghiasi panggung.

Tidak butuh waktu lama, penonton terbawa dalam lantunan lagu. Ada juga yang ikut berdansa dan merekam. Penonton yang hadir dalam perayaan Empat Puluh sangat beragam. Tidak hanya anak muda, tetapi orang-orang tua sekitar umur 50 tahunan lebih hingga anak kecil ikut bergembira menikmati lagu-lagu Rayen.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement