REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengingatkan orang tua mengenai pentingnya protein hewani dalam pemenuhan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak. Protein hewani penting untuk mencegah stunting.
"Tingkatkan pemberian protein hewani untuk mendukung tumbuh kembang anak, dan yang terpenting juga untuk mendukung upaya pencegahan stunting," kata Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa dihubungi di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Jelsi menjelaskan, protein hewani kaya akan nutrisi dan zat gizi yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. "Orang tua dapat memberikan anak-anak mereka telur, ikan, hati ayam, hingga daging sebagai pilihan protein hewani," katanya.
Jelsi mengatakan, Kemenko PMK bersama kementerian dan lembaga terkait terus memperkuat edukasi dan sosialisasi mengenai manfaat protein hewani guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat serta dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan prevalensi stunting.
"Sosialisasi dan edukasi akan terus diperkuat, terutama mengenai pentingnya pemenuhan asupan protein hewani bagi anak serta bagi remaja putri dan calon pengantin yang nantinya akan menikah dan menjadi calon ibu," katanya.
Kemenko PMK, kata dia, juga mendorong puskesmas dan posyandu yang ada di setiap daerah untuk berperan aktif dalam melakukan penyuluhan, edukasi dan pendampingan bagi para calon ibu dan juga ibu yang memiliki balita.
"Kemenko PMK juga mengajak para orang tua yang memiliki remaja putri agar memastikan putrinya mengkonsumsi tablet tambah darah guna mencegah anemia" katanya.
Selain itu, kata dia, orang tua yang memiliki remaja putri juga perlu memastikan asupan bergizi seimbang guna memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai dengan kebutuhan harian.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pada saat ini terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kata dia, adalah 21,6 persen.
"Sementara pemerintah menargetkan prevalensi stuntingbisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," ucap Muhadjir Effendy.