Sabtu 11 Feb 2023 23:13 WIB

Menko Airlangga minta Malut benahi infrastruktur guna jaga pertumbuhan

Provinsi Maluku Utara catat pertumbuhan ekonomi 27,94 persen atau tertinggi di dunia.

Nelayan Halmahera, Sayuti dan Mulyadi mulai berangkat melaut pada pukul 01.30 WIT meski gelombang laut naik kembali. Keduanya adalah warga Halmahera Maluku Utara, yang menerima manfaat Program Rumah Zakat.
Foto: Rumah Zakat
Nelayan Halmahera, Sayuti dan Mulyadi mulai berangkat melaut pada pukul 01.30 WIT meski gelombang laut naik kembali. Keduanya adalah warga Halmahera Maluku Utara, yang menerima manfaat Program Rumah Zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto meminta pemerintah daerah di Provinsi Maluku Utara (Malut) fokus membangun infrastruktur guna menjaga pertumbuhan ekonomi, yang pada 2022 tercatat mencapai 27,94 persen atau tertinggi di dunia.

"Provinsi Malut dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia dan dunia, tentunya harus dipertahankan mulai dari infrastruktur kawasan dan nonkawasan dengan melakukan penanganan kemiskinan yang ekstrem," katanyasaat menghadiri Rapat Koordinasi Teknis (Rakernis) Partai Golkar Provinsi Maluku-Maluku Utara di Ternate, Malut, Sabtu (11/2/2023).

Baca Juga

Oleh karena itu, kata MenkoAirlangga, Malut bersama-sama dengan pemerintah pusat melakukan percepatan agar pada 2024, angka kemiskinan berada di angka nol. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Malut yang tertinggi di dunia telah disampaikan Presiden Joko Widodo saat Rapat Kerja Nasional Investasi.

Industri pengolahan dan pertambangan merupakan dua sektor yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi dengan 10 kabupaten/kota ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) MalutAidil Adhasebelumnya menyatakan pertumbuhan ekonomi Malut pada 2022 tercatat sebesar 22,94 persen atau lebih besar dari 2021 yang 16,79 persen.

Menurut dia, dari sisi produksi, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri pengolahan sebesar 77,27 persen; diikuti pertambangan dan penggalian sebesar 42,24 persen; transportasi dan pergudangan sebesar 22,32 persen; perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 7,31 persen; dan pengadaan listrik dan gas sebesar 6,64 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri (ekspor LN) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 84,30 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement