Ahad 12 Feb 2023 16:45 WIB

Nasihat Syekh Ibnu Athaillah: Berbuat Baiklah dan Jangan Menunggu Tertimpa Musibah

Berbuat baik atau ihsan kepada Allah SWT mesti setiap waktu

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Berbuat ihsan kepada Allah SWT; Berbuat baik atau ihsan kepada Allah SWT mesti setiap waktu
Foto: Darmawan / Republika
Berbuat ihsan kepada Allah SWT; Berbuat baik atau ihsan kepada Allah SWT mesti setiap waktu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari mengingatkan agar seorang hamba menghadap Allah SWT dengan ihsan dan penuh kelembutan. 

Sebagaimana diketahui, ihsan dari sisi bahasa artinya berbuat kebaikan. Berbuat ihsan memiliki arti bahwa kita selalu merasa diawasi Allah SWT sehingga kita takut untuk berbuat keburukan yang dilarang oleh-Nya.

Baca Juga

 مَنْ لَمْ يُقْبِلْ عَلى اللهِ بِمُلاطَفاتِ الإحْسانِ قِيدَ إلَيْهِ بِسَلاسِلِ الامْتِحانِ

"Barang siapa yang tidak menghadap kepada Allah SWT dengan pemberian yang halus, maka akan diikatkan padanya rantai-rantai ujian." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam) 

Jika kamu mengenal-Nya maka kamu akan menghadap-Nya dan beribadah kepada-Nya dengan ihsan dan penuh kelembutan. Ini adalah sifat yang sangat disukai dan diharapkan Allah SWT dari para hamba-Nya. 

Allah SWT telah memberikan kamu limpahan nikmat dan rezeki. Kamu bisa bernafas karena nikmat-Nya. Kamu bisa hidup karena karunia-Nya. Oleh karena itu, janganlah menghadap-Nya kecuali dengan ihsan. 

Jika kamu tidak menghadap kepada-Nya dengan ihsan, maka Allah SWT akan menguji kamu dengan berbagai musibah sehingga kamu akan mengadu kepada-Nya dengan penuh kehinaan dan kerendahan.

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang tertimpa musibah atau bencana kematian yang menghadap kepada-Nya. Seolah-olah mereka beribadah dan mengetahui detik kematian mereka. 

Hendaklah berlaku ihsan dalam setiap ibadah yang kamu lakukan. Janganlah menunggu turunnya musibah terlebih dahulu. Baik dalam keadaan senang maupun menderita, ihsan itu harus terus ada dalam ibadah. 

Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh penyusun syarah dan penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017. Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Athaillah. 

Dia mengatakan, orang yang tidak sadar dzikir kepada Allah SWT ketika sehat dan banyak rezeki, maka akan dipaksa supaya dzikir ingat kepada Allah SWT dengan datangnya musibah. Maka dalam kedua hal itu, Allah SWT berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya kepada hamba-Nya.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement