Jumat 17 Feb 2023 23:18 WIB

Dominasi Pasar, SIG Optimalkan Fasilitas Produksi dan Jaringan Distribusi

Semen Indonesia juga menerapkan model bisnis logistik terkonsolidasi

 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk siap mempertahankan dominasi pasar melalui optimalisasi fasilitas produksi dan penguatan jaringan distribusi.
Foto: SIG
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk siap mempertahankan dominasi pasar melalui optimalisasi fasilitas produksi dan penguatan jaringan distribusi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Industri semen nasional masih dibayangi tantangan besar pada 2023. Mulai dari pasar yang kompetitif dan kelebihan pasokan, melambatnya pertumbuhan permintaan semen yang masih didominasi sektor retail serta tingginya biaya energi. 

Sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk siap mempertahankan dominasi pasar melalui optimalisasi fasilitas produksi dan penguatan jaringan distribusi.

Direktur Supply Chain Semen Indonesia, Adi Munandir mengatakan, fasilitas produksi dan jaringan distribusi yang ekstensif merupakan kunci untuk memastikan kelancaran pasokan dan kecepatan pengiriman bahan bangunan ke berbagai wilayah di Indonesia, sekaligus berkontribusi pada efisiensi biaya logistik peningkatan profitabilitas. 

Pascaintegrasi dengan Semen Baturaja pada Desember 2022, kini Semen Indonesia  memiliki pabrik semen terintegrasi sembilan lokasi, pabrik pengemasan di 31 lokasi, tujuh pabrik penggilingan semen, 40 pelabuhan, serta didukung 460 distributor, baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), dan 70.000 toko retail di Indonesia.

”SIG memiliki jaringan distribusi dan transportasi terluas di Indonesia untuk industri semen. Kami mengelola lebih dari 1.200 jalur transportasi darat dan lebih dari 100 jalur transportasi laut yang menjadi salah satu aset terbesar SIG. Bergabungnya Semen Baturaja, akan memperkuat jalur distribusi di Sumatra yang merupakan pasar terbesar kedua di Indonesia,” ujar Adi, Jumat (17/2/2023).

Untuk efisiensi jaringan logistik, Semen Indonesia juga menerapkan model bisnis logistik terkonsolidasi (cargo consolidator). Model bisnis ini membantu perusahaan melakukan optimalisasi armada agar distribusi lebih fleksibel dan mencapai efisiensi dari peningkatan utilisasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement