Senin 06 Mar 2023 14:26 WIB

Partai Kaja Kallas Kembali Memenangkan Pemilihan Umum Estonia

Kaja Kallas merupakan salah satu pemimpin Eropa paling vokal dalam mendukung Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
 Partai politik yang dipimpin oleh Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas kembali memenangi pemilihan umum 2023.
Foto: AP/Christophe Ena
Partai politik yang dipimpin oleh Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas kembali memenangi pemilihan umum 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TALLINN -- Hasil penghitungan awal menunjukkan Partai Reformasi yang dipimpin Perdana Menteri Kaja Kallas memenangkan pemilihan parlemen Estonia. Salah satu pemimpin Eropa paling vokal dalam mendukung Ukraina itu tampaknya akan kembali memimpin negara Baltik.

Kallas ditantang partai sayap kanan EKRE yang menyalahkan pemerintah atas inflasi tinggi dan dampak krisis Ukraina. Sembilan partai politik mengajukan kandidat untuk mengisi 101 kursi parlemen Estonia atau Riigikogu.

Baca Juga

Hampir setengah dari lebih dari 900 ribu pemilik hak suara sudah memilih sebelum tempat pemungutan suara dibuka. Sekitar 99 persen suara sudah dihitung, Partai Reformasi mendapatkan 31,4 persen, sementara EKRE 16,1 persen dan Partai Moderat yang didukung etnis Rusia di Estonia mendapatkan 15 persen suara.

"Hasil ini yang belum final, akan memberikan mandat kuat untuk menyatukan pemerintahan yang baik," kata Kallas pada rekan partai dan pendukungnya di sebuah hotel di Tallinn, Senin (6/3/2023).

"Saya pikir dengan mandat yang kuat, (bantuan ke Ukraina) tidak akan berubah karena partai lain, kecuali EKRE dan mungkin partai Moderat, telah memilih jalur yang sama," tambah Kallas.

Penghitungan awal menunjukkan enam partai lolos ambang batas 5 persen yang diperlukan untuk dapat duduk di parlemen. Termasuk partai baru Eesti 200 yang berhaluan moderat kanan. Berdasarkan data awal partisipasi pemilik hak suara sekitar 63,7 persen.

Hasil ini mengindikasi Partai Reformasi memiliki posisi yang sangat kuat untuk memimpin pemerintah Estonia berikutnya, partai itu mendapatkan 37 kursi di parlemen. Tapi masih membutuhkan mitra yang lebih kecil untuk membentuk koalisi agar dapat menjalankan pemerintahan mayoritas dengan lebih aman.

Kallas sudah menyatakan menolak bekerja sama dengan EKRE karena perbedaan ideologi. Tampaknya ia akan membentuk koalisi dengan Partai Moderat dan partai-partai lebih kecil seperti Partai Tanah Air dan Partai Sosial Demokrat.

Kemungkinan partai Eesti 200 juga akan masuk dalam koalisi pemerintah. Tema utama dalam kampanye pemilihan ini adalah keamanan nasional yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina dan isu-isu ekonomi-sosial terutama kenaikan biaya hidup.

Kallas yang berusia 45 tahun terpilih menjadi perdana menteri pada tahun 2021 dan menjadi salah satu pemimpin negara Eropa paling vokal dalam mendukung Ukraina. Ia mengincar masa jabatan kedua, kedudukannya diperkuat atas desakan pada masyarakat internasional untuk menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Estonia yang dihuni sekitar 1,3 juta orang merupakan bekas wilayah Uni Soviet dan berbatasan dengan Rusia. Negara Baltik itu pro-Eropa, bergabung dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.

Partai Reformasi yang berhaluan moderat kanan merupakan pemain penting dalam perpolitikan Estonia sejak tahun 1990-an. Partai itu mendapatkan jabatan perdana menteri pada tahun 2005 sampai 2016 dan kemudian menang lagi pada tahun 2021.

Ketua Partai EKRE Martin Helme menyalahkan pemerintah atas inflasi Estonia yang mencapai 18,6 persen, salah satu tertinggi di Eropa. Helme menuduh Kallas melemahkan pertahanan Estonia dengan memberikan senjata ke Ukraina.

"Kami tidak pernah mempertanyakan dukungan untuk Ukraina, kami tidak pernah mempertanyakan keanggotaan Estonia di NATO, itu hanya pembicaraan gila, tapi kami harus sangat kritis pada pemerintah karena mereka tidak mempertimbangkan resiko pada Estonia dan pertahanan dan keamanan Estonia," kata Helme.

"Pada dasarnya kami memberikan semua senjata kami ke Ukraina dan penggantinya baru data dua atau tiga tahun lagi, pada dasarnya itu undangan untuk penjajah," tambah Helme.

EKRE yang vokal dan keras masuk dalam arus utama politik Estonia pada pemilihan umum 2019. Saat EKRE muncul sebagai partai terbesar ketiga dengan perolehan suara hampir 18 persen.

Partai yang skeptis pada Eropa itu didirikan ayah Martin Helme, Mart Helme dan masuk dalam pemerintahan Partai Moderat tahun 2019 sampai 2021.

Kallas berpendapat sudah menjadi kepentingan Estonia untuk membantu Kiev. Invasi skala penuh ke Ukraina memicu kekhawatiran di Tallinn kemenangan Rusia dapat mengubah fokus Moskow ke negara-negara lain yang pernah dikuasai Uni Soviet termasuk negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia dan Lithuania.

Ia mengatakan pertahanan Estonia tetap kuat karena Amerika Serikat dan negara-negara sekutu NATO lainnya memasok senjata canggih sistem roket HIMARS ke Ukraina dan Estonia.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement