REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir dinilai menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang banyak disukai. Berasal dari kalangan profesional menjadi sebuah keunggulan besar, lantaran Erick Thohir mampu menguatkan komunikasi antar partai politik (parpol) dalam koalisi.
Pengamat Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan, tidak adanya konflik politik di sekeliling Erick Thohir menjadikannya sosok yang banyak dilirik sebagai cawapres. Bahkan menghadirkan dukungan besar dari masyarakat.
“Saya pikir sebagai figur independen (Erick Thohir) itu mempunyai daya pikat untuk bisa diterima oleh semua parpol,” kata Wasisto di Jakarta pada Sabtu (11/3/2023).
Keunggulan tersebut dapat dimanfaatkan Erick Thohir untuk menjadi jalan tengah bagi para parpol. Sehingga ke depannya dapat menjadi penjembatan komunikasi antar parpol menyolidkan koalisi.
Lebih jauh dia menilai, karakteristik kepemimpinan Erick Thohir mampu membangun komunikasi sangat positif. Posisinya yang tidak terikat dengan parpol membuatnya tak memiliki kepentingan tertentu.
“Artinya bisa lebih fleksibel dan lebih cair, untuk bisa berkomunikasi dengan semua parpol daripada yang sudah menjadi kader,” jelas Wasisto.
Sementara itu, dia menyebut, kondisi demikian dapat menjadi berbeda bila diisi oleh cawapres yang berasal dari kader parpol tertentu. Komunikasi yang dibangun tentunya menjadi keterwakilan parpol dalam koalisi.
“Tentu beda komunikasi politik antara figur yang sudah menjadi kader dan non kader. Mungkin kalau kader akan memprioritaskan kepentingan partai,” tukas Wasisto.