Sabtu 11 Mar 2023 20:20 WIB

Erick Thohir Cawapres Penguat Koalisi, Sosoknya Mudah Diterima Semua Parpol

Erick Thohir sosok yang banyak dilirik sebagai cawapres.

Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi pasien korban kebakaran Depo Pertamina di RSPP, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi pasien korban kebakaran Depo Pertamina di RSPP, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir dinilai menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang banyak disukai. Berasal dari kalangan profesional menjadi sebuah keunggulan besar, lantaran Erick Thohir mampu menguatkan komunikasi antar partai politik (parpol) dalam koalisi.

Pengamat Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan, tidak adanya konflik politik di sekeliling Erick Thohir menjadikannya sosok yang banyak dilirik sebagai cawapres. Bahkan menghadirkan dukungan besar dari masyarakat. 

Baca Juga

“Saya pikir sebagai figur independen (Erick Thohir) itu mempunyai daya pikat untuk bisa diterima oleh semua parpol,” kata Wasisto di Jakarta pada Sabtu (11/3/2023). 

Keunggulan tersebut dapat dimanfaatkan Erick Thohir untuk menjadi jalan tengah bagi para parpol. Sehingga ke depannya dapat menjadi penjembatan komunikasi antar parpol menyolidkan koalisi.

Lebih jauh dia menilai, karakteristik kepemimpinan Erick Thohir mampu membangun komunikasi sangat positif. Posisinya yang tidak terikat dengan parpol membuatnya tak memiliki kepentingan tertentu.

“Artinya bisa lebih fleksibel dan lebih cair, untuk bisa berkomunikasi dengan semua parpol daripada yang sudah menjadi kader,” jelas Wasisto. 

Sementara itu, dia menyebut, kondisi demikian dapat menjadi berbeda bila diisi oleh cawapres yang berasal dari kader parpol tertentu. Komunikasi yang dibangun tentunya menjadi keterwakilan parpol dalam koalisi. 

“Tentu beda komunikasi politik antara figur yang sudah menjadi kader dan non kader. Mungkin kalau kader akan memprioritaskan kepentingan partai,” tukas Wasisto.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement