REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra bertemu empat mata dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar. Salah satu yang dibahas keduanya adalah perkembangan koalisi jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Muhaimin sendiri memuji Yusril sebagai salah satu tokoh hebat di kancah politik Indonesia. Sebab, mantan Menteri Hukum dan Kehakiman itu pernah berhasil memenangkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden terpilih.
"Jadi Pak Yusril ini orang hebat, yang pernah menjadikan Gus Dur sebagai presiden. Kedua, Pak Yusril ini pernah jadiin Pak SBY sebagai presiden," ujar Muhaimin di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3).
Dalam pertemuan empat matanya tersebut, Muhaimin juga menanyakan kepada Yusril terkait sosok yang berpotensi menjadi presiden periode 2024-2029. Ini mengingat pengalaman Yusril yang berhasil memenangkan Gus Dur dan SBY.
"Ini saya ingin ngecek kesaktiannya 2024 ini siapa yang menang. Saya ngecek ke Pak Yusril, ternyata Pak Yusril minta waktu seminggu untuk mendeteksi," ujar Muhaimin disambut tawa oleh pengurus DPP PKB dan DPP PBB yang hadir.
Ia sendiri mengatakan, peta koalisi dan perkembangan politik jelang Pilpres 2024 masih sangat dinamis. Hanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya antara Partai Gerindra dan PKB yang diklaimnya solid.
"PBB sampai hari ini juga belum menentukan pilihannya, tentu semuanya masih cair. PKB bersama Gerindra masih membuka dengan siapa dengan siapapun untuk bisa bergabung," ujar Muhaimin.
"Tentu moga-moga nanti pada kesimpulannya kita bisa bersama dengan PBB untuk Pilpres 2024 yang akan datang," sambung Wakil Ketua DPR itu.
Yusril sendiri mengamini bahwa peta koalisi jelang Pilpres 2024 masih sangat cair dan dinamis. Menurutnya, semua partai politik masih menunggu sikap dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), khususnya terkait calon presiden (capres) yang akan diusung.
"PDIP itu yang memegang suara terbanyak di DPR kita sekarang, kemudian juga PDIP juga sedang memerintah sekarang. Oleh karena itu keputusan dari PDIP itu akan mendorong terbentuknya koalisi yang lain," ujar Yusril.