Jumat 17 Mar 2023 18:00 WIB

New York Times: Data Terbaru Hubungkan Virus Corona dengan Rakun

Tidak cukup bukti untuk menyimpulkan hewan yang terinfeksi memicu pandemi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Rakun diberi makan oleh penjaga hewan di Kebun Binatang di Neumuenster, Jerman, Kamis, 25 Februari 2021. Surat kabar Amerika Serikat (AS) the New York Times melaporkan sekelompok pakar virus internasional menemukan data genetik yang menghubungkan virus corona dengan anjing rakun yang dijual di sebuah pasar di Wuhan, Cina.
Foto: AP/Axel Heimken/DPA
Rakun diberi makan oleh penjaga hewan di Kebun Binatang di Neumuenster, Jerman, Kamis, 25 Februari 2021. Surat kabar Amerika Serikat (AS) the New York Times melaporkan sekelompok pakar virus internasional menemukan data genetik yang menghubungkan virus corona dengan anjing rakun yang dijual di sebuah pasar di Wuhan, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surat kabar Amerika Serikat (AS) the New York Times melaporkan sekelompok pakar virus internasional menemukan data genetik yang menghubungkan virus corona dengan anjing rakun yang dijual di sebuah pasar di Wuhan, Cina. Data ini menambah bukti pandemi terburuk dalam satu abad terakhir berasal dari binatang yang diperdagangkan secara ilegal.

Data genetik itu diambil di dalam dan sekitar Pasar Boga Bahari Huanan dari awal Januari 2020, tidak lama setelah pemerintah Cina menutupnya karena pasar itu dicurigai berhubungan dengan virus baru yang sedang mewabah. Sejak itu binatang-binatang di pasar tersebut disingkirkan tapi peneliti mengambil sampel dari lantai, dinding, kandang besi dan gerobak yang digunakan memindahkan kandang.  

Baca Juga

Dalam laporannya Jumat (17/3/2023) the New York Times melaporkan tim peneliti internasional menemukan terdapat genetika binatang dalam sampel yang positif virus corona. Banyak data genetika yang cocok dengan anjing rakun.  

Campuran materi genetik dari virus dan hewan itu tidak membuktikan anjing rakun terinfeksi virus corona. Bila memang anjing rakun itu terinfeksi tidak ada bukti hewan tersebut yang menyebarkan virus ke manusia. Hewan lain dapat menyebar virus ke manusia atau seseorang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke anjing rakun.

Namun tiga peneliti yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan analisa menyimpulkan anjing rakun yakni hewan berbulu yang memiliki pertalian genetik dengan rakun dan dapat menulari virus korona, menyimpan tanda genetik di tempat yang sama di mana materi genetik dari virus ditemukan. Menurut mereka bukti ini konsisten dengan skenario virus corona menyebar dari hewan ke manusia.

Laporan detail tim penelitian internasional itu belum dirilis. Analisa mereka pertama kali dilaporkan oleh The Atlantic.

Bukti baru ini memberikan kejutan baru dalam perdebatan mengenai asal usul pandemi. Tapi tidak memberikan jawaban bagaimana pandemi dimulai.

Beberapa pekan terakhir asesmen dari Departemen Energi dan sidang di House of Representative Amerika Serikat (AS) mempromosikan teori yang mengatakan virus korona menyebar akibat kebocoran laboratorium di Wuhan.

Namun data genetik dari pasar memberikan bukti yang paling memungkinkan bagaimana virus dapat pindah dari hewan liar ke manusia di luar laboratorium. Hal ini juga menunjukkan ilmuwan Cina tidak memberikan bukti yang lengkap yang dapat mengisi detail bagaiman virus menyebar di pasar Huanan.

Pakar virus dari Pusat Ilmu Kesehatan Shreveport, Louisiana State University, Jeremy Kamil yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan temuan terbaru menunjukkan "sampel-sampel dari pasar memiliki turunan Covid awal yang terkontaminasi dengan DNA yang dibaca milik hewan liar."  

Kamil mengatakan tidak cukup bukti untuk menyimpulkan hewan yang terinfeksi memicu pandemi. "(Tapi) ini benar-benar menyoroti perdagangan hewan ilegal dalam cara yang intim," katanya.

Pada Februari 2022 lalu ilmuwan Cina merilis penelitian di pasar yang sama. Penelitian itu melaporkan sampel-sampel yang diambil di pasar itu positif virus korona, tapi peneliti Cina mengindikasi virus berasal dari orang yang terinfeksi yang sedang berbelanja atau bekerja di pasar, bukan dari hewan yang dijual di sana.

Pada titik tertentu peneliti yang sama termasuk yang berafiliasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, mengunggah data mentah dari sampel yang diambil dari pasar ke repositori urutan genetik virus internasional atau GISAID.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement