REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama bulan suci Ramadhan. Hal ini juga telah disampaikan dengan jelas dalam Alquran, dan hendaknya seorang muslim merenungi ayat diwajibkannya berpuasa.
Dikutip dari buku Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, Salah satu ayat yang sangat masyhur tentang puasa adalah:
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS Al-baqarah ayat 183)
Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok tentang ibadah puasa dan hikmahnya. Oleh karenanya, marilah kita sejenak merenungi bersama kandungan ayat mulia ini:
Pertama: Ayat mulia ini didahului dengan panggilan “wahai orang-orang yang beriman” yang menunjukkan bahwa ayat ini sangat penting untuk diperhatikan. Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu pernah mengatakan: “Apabila engkau mendapati ayat yang didahului dengan ( يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا ) “Wahai orang-orang beriman”, maka pasanglah telingamu baik-baik, karena isinya adalah kebaikan yang harus engkau lakukan atau kejelekan yang harus engkau hindari”.
Ayat-ayat dalam Alquran yang didahului seruan tersebut cukup banyak, kurang lebih sembilan puluh ayat. Syaikh Abu Bakar al-Jazairi mengumpulkannya dalam sebuah kitab berjudul “Nida’atur Rahman li Ahli Iman” (Seruan ar-Rahman kepada hamba-hamba-Nya yang beriman).
Dalam muqoddimahnya, beliau menerangkan bahwa seruan-seruan ini berisi hal-hal penting yang semestinya diketahui seorang muslim agar meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seruan-seruan ini mencakup permasalahan seputar aqidah, ibadah, akhlak, muamalat, hukum dan lain sebagainya.
Setiap ayat yang diawali dengan “Hai orang-orang yang beriman” menunjukkan bahwa tuntutan dalam ayat tersebut termasuk konsekuansi keimanan seorang. Seakan mengatakan: Seandainya iman kalian benar-benar sejati, maka kalian akan melakukan hal-hal yang dituntut dalam ayat tersebut”. (Ar-Risalah at-Tabukiyah)