REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019 Muhammad Jusuf Kalla (JK) menegaskan konflik antara Palestina dan Israel tidak mungkin selesai tanpa dialog. JK menegaskan jalan perang sudah tidak mungkin bisa ditempuh dan tidak bisa menyelesaikan konflik.
JK menerangkan latar belakang mengapa sekarang harus berdialog, bukan memilih jalan perang. Menurutnya karena negara yang mendukung Palestina seperti Mesir, Yordania, dan Suriah semakin melemah ekonominya. Sementara Israel yang didukung Amerika Serikat (AS) dan sekutunya semakin kuat.
Sehubungan dengan itu, JK menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara, yakni Palestina dan Israel menjadi dua negara yang berdaulat.
"Sehingga penyelesaian konflik antara dua bangsa ini yakni Palestina dan Israel tidak secara perang, itu tidak mungkin lagi, karena tidak ada kekuatan lagi, maka penyelesaiannya harus dengan dialog dan perdamaian," kata JK saat berbincang-bincang dengan Republika.co.id di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
JK mengatakan bahwa pernah ke Ramla dan Yerusalem dalam rangka berdialog untuk membantu tercapainya kemerdekaan Palestina. Sebelumnya, Gus Dur pernah mengunjungi Israel. Mungkin pikiran Gus Dur sama, yakni tidak mungkin konflik Palestina dan Israel selesai tanpa adanya dialog.
"Kita (Indonesia) sebagai negara Islam yang besar bisa mendukung (dialog itu), justru untuk mendukung kebaikan Palestina," ujar JK.
Ia menyampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Palestina sebagai negara. Tapi Palestina tetap diduduki oleh Israel, karena Israel menganggapnya itu daerah pendudukan. Memang Israel selalu membangkang karena resolusi PBB pun diabaikan oleh Israel.
"Dialog itu justru untuk menjadikan Palestina negara merdeka, (jalan) perang kita abaikan karena sudah tidak mungkin lagi, tidak mungkin. Siapa yang mau perang karena Israel semakin kuat, di lain pihak negara yang mendukung Palestina semakin lemah," jelas JK.
JK mengatakan, selalu dikatakan zaman presiden Soekarno, Indonesia menolak kehadiran Israel. JK menegaskan sampai sekarang Indonesia menolak pendudukan Israel terhadap Palestina.
"Cuma kondisinya jauh berbeda, zaman itu (era presiden Soekarno) zaman perang, sekarang zamannya perdamaian, dan sekarang terjadi perubahan-perubahan di Timur Tengah, negara-negara seperti Qatar dan Uni Emirat Arab malah Arab Saudi sudah ada pendekatan-pendekatan (dengan Israel)," ujar JK.
JK mengungkapkan, di era presiden Soeharto, Indonesia juga punya hubungan. Indonesia membeli pesawat dari Israel. Sebenarnya hubungan-hubungan tidak resmi atau rahasia sudah terjadi.
JK mengaku pernah bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di New York pada 1998. "Saya bicara Indonesia mendukung perdamaian (antara Palestina dan Israel). Artinya kita mendukung perdamaian, kita mendukung tetap dalam posisi akui dulu Palestina dalam bentuk dua negara, konsep dua negara," kata JK.