Selasa 04 Apr 2023 05:54 WIB

BI Telah Edarkan Rp 42,6 Triliun Uang Baru Hingga 31 Maret 2023

Uang baru tersebut dalam bentuk pecahan Rp 1.000 hingga Rp 20.000.

Jasa penukaran uang (ilustrasi)
Foto: Yogi Ardhi
Jasa penukaran uang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) sejak awal Ramadhan 1444 Hijriah hingga 31 Maret 2023 telah mengedarkan Rp 42,6 triliun uang pecahan baru di seluruh Indonesia.

Realisasi itu, kata Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Ameriza Moesa,setara 21,84 persen dari target peredaran uang pecahan baru secara nasional sebesar Rp 195 triliun sejak awal Ramadhan hingga Idul Fitri 1444 Hijriah yang dicanangkan oleh BI.

Baca Juga

Dalam kaitan pencapaian target itu, Departemen Pengelolaan Uang BI bersama Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta melepas keberangkatan kapal kas keliling Bahtera Seva 1 Teras Bank Rakyat Indonesia (BRI) menuju Kepulauan Seribu dari Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (3/4/2023).

Total Rp 3,2 miliar uang kartal berkualitas baik dalam pecahan Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000 dan Rp20.000 dibawa dengan kapal yang akan mengarungi empat pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka.

Ameriza Moesa mengatakan, permintaan penukaran uang baru diperkirakan akan meningkat pada H-7 sebelum lebaran.

Kegiatan penukaran uang itu juga sudah berlangsung di sejumlah tempat keramaian seperti pasar-pasar dan gedung-gedung di DKI Jakarta. Warga bisa pula menukarkan uang, antara lain, di Balai Kota, Pasar Koja di Jakarta Utara serta mulai Selasa (4/4) di seluruh kantor wali kota di lima wilayah DKI Jakarta.

Sasaran program ini adalah masyarakat yang terkendala akses ke bank untuk memperoleh uang kartal. Selain itu juga bertujuan untuk melakukan kegiatan "clean money policy" karena dengan memberikan uang baru, Bank Indonesia dapat menarik uang yang sudah lusuh.

"Uang-uang yang kami keluarkan adalah uang-uang baru yang kami cetak uang hasil cetak sempurna (HCS)," kata Ameriza.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement