Rabu 12 Apr 2023 17:18 WIB

Cina Kecam Latihan Militer AS-Filipina

Cina mengecam AS dalam sengketa teritorial di Laut Cina Selatan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Foto ini diambil dari pesawat angkut C-130 bersama Kepala Pertahanan Delfin Lorenzana dan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Eduardo Ano menunjukkan Pulau Thitu di lepas Laut Cina Selatan pada 21 April 2017. Sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok dua kali memblokir kapal angkatan laut Filipina sebelum merebut puing-puing yang ditariknya pada Minggu dari Pulau Thitu yang diduduki Filipina, kata Wakil Laksamana Alberto Carlos pada Senin, 21 November 2022.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Foto ini diambil dari pesawat angkut C-130 bersama Kepala Pertahanan Delfin Lorenzana dan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Eduardo Ano menunjukkan Pulau Thitu di lepas Laut Cina Selatan pada 21 April 2017. Sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok dua kali memblokir kapal angkatan laut Filipina sebelum merebut puing-puing yang ditariknya pada Minggu dari Pulau Thitu yang diduduki Filipina, kata Wakil Laksamana Alberto Carlos pada Senin, 21 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Cina pada Rabu (12/4/2023) memperingatkan bahwa aliansi keamanan yang semakin dalam antara Amerika Serikat (AS) dan Filipina tidak boleh membahayakan kepentingan keamanan dan teritorialnya. Cina juga mengecam ikut campur AS dalam sengketa teritorial yang telah lama membara di Laut Cina Selatan.

Pasukan Amerika dan Filipina menggelar latihan tempur bersama yang dimulai pada Selasa (11/4/2023) di Filipina. Menanggapi hal tersebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, mengatakan, latihan semacam itu tidak boleh menargetkan pihak ketiga mana pun, dan harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional.

Baca Juga

Wang tidak mengatakan bagaimana Cina akan menanggapi jika menyimpulkan bahwa kerja sama keamanan AS-Filipina merugikan kepentingan inti Beijing.

Di Washington, menteri pertahanan dan menteri luar negeri AS dan Filipina bertemu pada Selasa untuk membahas pengembangan sembilan kamp militer Filipina. Dalam kesepakatan tersebut, pasukan Amerika telah diizinkan untuk tinggal tanpa batas waktu di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan 2014.