Rabu 19 Apr 2023 10:15 WIB

Dibukanya U-Turn Membuat Kemacetan di Kawasan Santa Terurai

Pengguna sepeda motor di kawasan Santa tidak masalah trotoar dibongkar oleh Pj Heru.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Pejalan kaki melintas di kawasan persimpangan Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2023), yang sudah dibuka kembali oleh Dishub DKI.
Foto: Republika/Eva Rianti
Pejalan kaki melintas di kawasan persimpangan Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2023), yang sudah dibuka kembali oleh Dishub DKI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arus lalu lintas di kawasan persimpangan Santa, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, cenderung lebih lancar dibandingkan dengan sepekan terakhir yang macet parah. Warga menyebut, terurainya kemacetan lantaran kembali dibukanya u-turn atau putar balik di Jalan Wolter Mongonsidi.

Arus juga semakin lancar lantaran tersedianya jalan raya anyar yang ada di tengah persimpangan jalan. Jalan raya anyar itu diketahui adalah bekas pembongkaran trotoar yang dilakukan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, baru-baru ini. Trotoar tersebut merupakan fasilitas yang dibangun eks Gubernur Anies Rasyid Baswedan.

Pantauan Republika.co.id di lokasi pada Selasa (18/4/2023) siang WIB, arus lalu lintas ramai lancar usai tak lagi dilakukan rekayasa lalu lintas dengan penutupan u-turn. Kendaraan yang bergerak dari Jalan Wijaya dan Jalan Suryo serta Jalan Wolter Mongonsidi arah Tenderan tak lagi menumpuk di Jalan Wolter Mongonsidi yang bergerak satu arah ke arah Blok M.

Kendaraan dari Jalan Wijaya bisa kembali belok kanan ke arah Tendean, pun kendaraan dari arah Tendean bisa putar balik. Terlihat, sejumlah kendaraan dari arah Tendean ke arah Blok M di Jalan Wolter Mongonsidi bisa melintasi dua jalur jalan. Sebelah kiri merupakan jalur eksisting, dan sebelah kanan adalah jalan raya baru yang sebelumnya merupakan trotoar serta jalur sepeda yang dibongkar.

Seorang pengendara motor yang bekerja di sekitar persimpangan Santa, Wowo (55 tahun) mengatakan, keberadaan jalan raya anyar itu bermanfaat untuk para pengendara. Hal itu karena memperlancar perjalanan kendaraan yang melintas di Santa. "Ide trotoar jadi jalan raya itu menurut saya sih bagus. Memperlancar lalu lintas," kata Wowo saat ditemui Republika.co.id di kawasan Santa, Selasa.

Wowo menjelaskan, dibangunnya jalan raya, di antaranya berguna untuk mengurangi kecelakaan yang kerap terjadi antarkendaraan yang bergerak dari Jalan Wijaya dan Jalan Suryo yang bersamaan ke Jalan Wolter Mongonsidi arah Blok M. Namun, hal itu dibantu dengan adanya beton yang dipasang di tengah2 Jalan Wolter Mongonsidi yang letaknya persis di dekat jalan raya bekas trotoar.

"Trotoar yang dijadikan jalan raya ini efektif, lebih bagus, dan lebih lancar, itu juga berguna untuk meminimalisasi kecelakaan. Dulu sering tabrakan sebelum ada jalan raya baru ini, seminggu bisa dua sampai tiga kali. Ada bagusnya, kan kendaraan jadi ke dua jalur. Bagus begini asal beton dipasang di tengah, jadi dua-duanya (jalan raya baru dan beton pembatas) bermanfaat," jelas Wowo.

Saat disinggung soal hak pejalan kali dan pesepeda yang terpinggirkan karena trotoar diubah jadi jalan raya, Wowo berpendapat, hal itu tak mengapa. Pasalnya, pejalan kaki dan pesepeda di kawasan tersebut sepengetahuannya jumlahnya minim.

"Menurut saya sih enggak ada masalah karena jarang pejalan kaki, sepeda juga jarang di sini, paling sebulan dua kali juga enggak keliatan. Jadi lebih berguna buat pengendara untuk mengurangi kemacetan," terang Wowo yang sehari-hari menggunakan motor untuk mobilitas.

Sebelumnya, Pj Heru membuat kebijakan membongkar trotoar menjadi jalan raya di persimpangan Santa. Hal itu mengundang kritik keras dari sejumlah warga, terutama komunitas Bike to Work (B2W) karena dinilai mengesampingkan hak pejalan kali dan pesepeda.

Sejalan dengan itu, rekayasa lalu lintas yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta berupa penutupan u-turn juga menimbulkan kecaman dari masyarakat. Protes demi protes bergulir karena kondisi kemacetan justru makin parah.

Trotoar yang berubah jadi jalan raya pun dinilai tak berguna sama sekali. Akhirnya, setelah empat hari berlalu atau pada Selasa (18/4/2023). U-turn dibuka kembali. Alhasil, pergerakan kendaraan pun cenderung lebih lancar, termasuk karena jalur jalan raya bekas trotoar yang dibongkar Pj Heru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement