REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Semua kemarahan datangnya dari setan dan jangan sampai umat Muslim dibutakan oleh para setan itu.
Ahli Tafsir Qur’an dan Ilmu Qiraat KH Ahsin Sakho Muhammad berharap agar setiap Muslim mampu mengendalikan amarahnya. “Kalau orang mempunyai kemarahan, jelas kemarahan itu (datang) dari syetan. Itu yang harus dipahami,” kata Ahsin dalam pesan suara, Kamis (27/4/2023).
Orang yang dalam keadaan marah dan tidak berusaha untuk menahan kemarahannya, kata dia, bisa saja kebablasan. Kemarahan yang seperti itu menurutnya, ujung-ujungnya justru akan merugikan diri sendiri dan mempermalukan diri sendiri.
“Ketahuilah bahwa orang yang sedang dalam keadaan marah bisa kebablasan dan hasilnya bisa menjadikan orang itu akan malu sendiri, dan dia akan merasakan penyesalan yang mendalam. Karena pada waktu dia marah, dia tidak bisa lagi menahan amarahnya, kalau tidak bisa menahan amarah maka yang terjadi itu sesuatu yang di luar nalar, di luar akal sehat dan itu bisa menjadi fatal sampai melakukan pembunuhan,” kata Ahsin.
Hal ini kata dia, pernah terjadi pada bulan Ramadhan. Di mana ada dua orang pengendara yang mengantre di pintu tol yang karena berebut ingin lebih cepat akhirnya terjadi cekcok hingga baku hantam dan mengakibatkan terjadinya pembunuhan.
“Seperti yang terjadi di masa lalu, ada dua orang pada waktu Ramadhan, ini sama-sama naik mobil, kemudian ngantre di pintu tol yang satu ingin lebih dahulu agar cepat menuju ke rumah, yang satu tidak ingin di dahului oleh orang yang lain, akhirnya terjadilah percekcokan, keduanya turun, bergulat, yang satu membunuh yang lain,” ungkap Ahsin.
Baca juga: Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem
Karena itu, Ahsin berharap agar umat Muslim dapat mengatasi dan meredam amarahnya dan tidak mengikuti nafsu setan. Sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah, karena amarah datangnya dari setan dan setan terbuat dari api, dan hanya air yang mampu memadamkan api. Maka ketika seseorang sedang diliputi amarah, disegerakan untuk berwudlu.
Jika masih saja kemarahan itu tidak berkurang, maka apabila marah dalam keadaan berdiri, hendaklah dia duduk, masih marah juga, hendaklah dia berbaring sampai kemarahannya mereda.