REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penobatan Raja Charles III akan mencakup undangan kepada publik untuk bersumpah setia kepada raja dan ahli waris serta penerusnya. Undangan kepada publik untuk memberi penghormatan dengan berpartisipasi dalam "paduan suara jutaan suara" ini tercantum di antara unsur-unsur baru upacara kuno dalam pernyataan dari kantor Uskup Agung Canterbury Justin Welby.
"Semua yang menginginkannya, di Abbey, dan di tempat lain, katakan bersama-sama: Saya bersumpah bahwa saya akan memberikan kesetiaan sejati kepada Yang Mulia, dan kepada ahli waris dan penerus Anda menurut hukum. Jadi tolonglah saya Tuhan," ujar pemberitahuan tersebut.
Kebaktian akan mencakup bahasa lain yang terkait dengan Kepulauan Inggris. Terdapat doa dalam bahasa Welsh dan himne dalam bahasa Welsh, Gaelik Skotlandia dan Gaelik Irlandia, serta para uskup perempuan akan dapat berpartisipasi.
Charles menjadi raja Inggris dan 14 negara lain setelah kematian ibunya Ratu Elizabeth II pada September tahun lalu. Dia akan dinobatkan pada 6 Mei di Westminster Abbey London dalam sebuah upacara yang penuh dengan kemegahan, arak-arakan, dan makna religius.
"Penobatan ini merayakan tradisi lebih dari 1000 tahun. Ini juga menampilkan teks baru dan yang telah direvisi serta elemen lainnya, dan partisipasi orang-orang dari segala usia dan berbagai agama dan latar belakang, saat kita menantikan bersama dengan harapan," kata Welby di Twitter.
Bagian-bagian baru akan mencerminkan tema melayani orang lain dan mewakili serta merayakan keragaman negara, menurut Welby, dengan anggota agama lain akan memainkan peran aktif dalam pelayanan untuk pertama kali dilakukan. Dalam rincian terbaru yang dirilis pada acara tersebut, Istana Buckingham mengatakan, Charles akan mengenakan jubah beludru merah tua dan sutra ungu yang pernah dikenakan oleh kakeknya Raja George VI pada penobatannya pada 1937.