Jumat 05 May 2023 00:18 WIB

Penerbitan Sukuk Global Diperkirakan Naik

Industri keuangan syariah dinilai terus berkembang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana kota Riyadh, Arab Saudi. Industri keuangan syariah global diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen pada 2023-2024 meskipun terjadi perlambatan ekonomi.
Foto: Saudi Gazette
Suasana kota Riyadh, Arab Saudi. Industri keuangan syariah global diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen pada 2023-2024 meskipun terjadi perlambatan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri keuangan syariah global diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen pada 2023-2024 meskipun terjadi perlambatan ekonomi. Hal tersebut disampaikan S&P Global Ratings setelah membukukan ekspansi serupa pada 2022 yang sebagian besar dipimpin oleh negara-negara teluk (GCC).

Industri keuangan syariah dinilai terus berkembang. Pada 2022, aset naik sebesar 9,4 persen. Sementara, pada 2021 mampu tumbuh sebesar 12,2 persen. S&P melaporkan, tren kenaikan tersebut didukung oleh pertumbuhan aset perbankan dan industri sukuk. 

Baca Juga

Pendorong meningkatnya fokus pada tema terkait keberlanjutan industri keuangan syariah adalah para pemain inti keuangan Islam yang menciptakan peluang baru bagi industri ini. Salah satunya adalah kontribusi sukuk hijau atau bertema berkelanjutan akan terus meningkat dalam 12-24 bulan ke depan.

"Penerbitan sukuk terus memacu ekspansi industri meskipun volume penerbitan melambat secara keseluruhan," kata laporan S&P Global dikutip pada Rabu (3/5/2023).