REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mengatakan telah menyiapkan langkah antisipasi kekeringan dengan siap menyalurkan air bersih ke daerah rawan kekeringan. "Untuk kondisi kemarau, di Lampung seluruh wilayah berpotensi terancam kekeringan dari potensi sedang hingga tinggi," ujar Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Syawal Sugiarto di Bandarlampung, Selasa (9/5/2023).
Menurut dia, untuk mengantisipasi adanya kondisi kekeringan akibat musim kemarau di Juni sampai Agustus, pihaknya akan bekerja sama dengan BPBD kabupaten serta kota, dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menyalurkan air bersih kepada warga.
"Kemarau ini berdampak terhadap cuaca panas dan terjadinya kekeringan. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk melakukan langkah mitigasi atas hal ini. Nanti mereka bekerja sama dengan PDAM, untuk menyalurkan air bersih di daerah rawan kekeringan," katanya.
Ia menjelaskan, nantinya penyaluran air bersih di daerah rawan kekeringan tersebut akan menggunakan tanki yang berkeliling di berbagai lokasi secara bergantian. "Wilayah yang memiliki ancaman kekeringan tertinggi ada di Kabupaten Mesuji, Waykanan, Tulang Bawang, Lampung Utara, dan sebagian wilayah Lampung Tengah, dan Lampung Timur," ucapnya.
Lalu daerah dengan tingkat risiko sedang ada di Kota Metro, Bandarlampung, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Tulang Bawang Barat serta Kabupaten Lampung Selatan. Ia mengatakan, selain menyiapkan penyaluran air bersih ke wilayah rawan bencana, juga harus disiapkan sejak dini pembuatan penampungan hujan seperti biopori, tandon air, dan waduk.
"Selain itu masyarakat juga diharapkan menggunakan air secara bijak dan selalu menjaga sumber air dengan baik, agar mencegah adanya kondisi kekurangan air di musim kemarau nanti," tambahnya.