Rabu 10 May 2023 07:11 WIB

Refly Harun: Upaya Gigih Moeldoko 'Rebut' Demokrat Sangat tidak Pantas

Pengamat hukum Refly Harun sebut upaya gigih Moeldoko merebut Demokrat tidak pantas.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Refly Harun. Pengamat hukum Refly Harun sebut upaya gigih Moeldoko merebut Demokrat tidak pantas.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Refly Harun. Pengamat hukum Refly Harun sebut upaya gigih Moeldoko merebut Demokrat tidak pantas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko masih belum menyerah mencoba mengambil alih Partai Demokrat. Bahkan, walaupun sudah kalah 16 kali, Moeldoko masih terus mengajukan PK untuk merebut Partai Demokrat.

Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengatakan, apa yang dilakukan oleh Moeldoko sudah menuai kritik keras sejak lama. Hal ini tidak ada kaitan dengan langkah penjegalan Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024.

Baca Juga

"Apa yang dilakukan Moeldoko tidak pantas, maka saya mengkritik, jauh sebelum ada fenomena Anies dan lain-lain. Ketika kasus ini pertama kali muncul saya termasuk yang mengkritik, tidak punya kepentingan apa-apa," kata Refly, Selasa (9/5/2023).

Untungnya, ia mengingatkan, kala itu Kemenkumham mendengarkan suara rakyat. Kondisi serupa sebenarnya terjadi pula di PPP dalam kasus Djan Faridz vs Romi maupun di Golkar dalam kasus Bakrie vs Agung Laksono.

Dalam kasus PPP, Romi dimenangkan, sedangkan dalam kasus Partai Golkar dimunculkan sosok baru bernama Setya Novanto. Refly mengaku prihatin, semua itu menunjukkan begitu mudah partai politik kita diobok-obok.

Tidak cuma Partai Demokrat, kondisi itu dapat dilakukan kepada partai-partai senior seperti PPP. Bahkan, dapat dilakukan kepada parpol sebesar Partai Golkar yang sebenarnya cukup mapan dan selalu jadi yang teratas.

"Kita mengatakan apa yang dilakukan Moeldoko itu salah, keliru dan lain sebagainya bukan karena demi Anies, ini demi demokrasi, karena demokrasi itu salah satunya free competition, open competition," ujar Refly.

Masalahnya, ia mengingatkan, PK tidak ada batas waktu. Bisa saja nanti tiba-tiba ketika pendaftaran capres dibuka kemudian PK itu dikabulkan, yang berdampak Partai Demokrat menarik dukungan kepada Anies Baswedan.

Untuk itu, Refly merasa, ini perjuangan kita bersama untuk membangun sistem politik dan demokrasi sehat. Jadi, rekrutmen kepemimpinan harus terbuka, kompetisi terbuka dan sirkulasi kepemimpinan harus bisa sehat.

"Untuk jangka pendek, kita harus terus menyuarakan agar Mahkamah Agung tidak mengabulkan PK, jangan sampai demokrasi kita cuma ditentukan yuristokrasi saja, harus betul-betul berdemokrasi," kata Refly.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement