REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pelaku pembuatan dan penyebaran berita bohong secara daring dengan menggunakan ChatGPT di Cina ditangkap.
Hampir dipastikan ini merupakan kasus pertama pembuatan berita bohong dengan menggunakan bot percakapan berbasis kecerdasan artifisial (AI) yang dibongkar aparat Cina, tulis media setempat yang dipantau di Beijing, Senin (15/5/2023).
Pria bermarga Hong didapati telah membuat berita bohong pada 25 April 2023 tentang peristiwa kecelakaan kereta api di Cina yang menewaskan sembilan orang.
Kemudian divisi siber kepolisian setempat menemukan sembilan akun yang turut membagikan berita palsu tersebut di platform Baijiahao yang dikelola oleh mesin pencarian terkemuka di Cina, Baidu.
Setelah ditelusuri, artikel tersebut dibuat oleh Hong yang mengelola platform media pribadi yang terdaftar di Shenzhen, Provinsi Guangdong.
Hong ditangkap setelah polisi memeriksa isi komputer di rumahnya, sebagaimana laporan laman berita Waijiao.
Menurut pihak kepolisian, Hong menggunakan ChatGPT untuk menyalin beberapa berita sejenis.
Atas perbuatan yang dapat memprovokasi masyarakat itu, Hong bisa diancam hukuman penjara paling rendah selama lima tahun dan paling tinggi sepuluh tahun.
Sebelumnya, industri AI Cina iFlytek meluncurkan SparkDesk untuk menyaingi ChatGPT yang merupakan bot percakapan berbasis AI yang dikembangkan oleh OpenAI, yakni laboratorium penelitian kecerdasan buatan yang berkantor pusat di Ohio, Amerika Serikat.