REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita demensia terkadang mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali kepada keluarga. Hal yang sama juga dilakukan pada caregiver, yakni individu yang memberikan pendampingan atau perawatan terhadap mereka.
Bagi yang sudah terbiasa, pertanyaan itu tentunya terasa lumrah, sebab penderita demensia memang bisa kehilangan ingatan jangka pendek. Akan tetapi, masih ada orang yang kesabarannya "hanya setipis tisu" sehingga merasa kesal atau terganggu.
Caregiver profesional dan konsultan Carol Bradley Bursack membagikan cara untuk menghadapi hal demikian. Dia menyoroti bahwa keluarga maupun caregiver harus memiliki banyak kesabaran saat merawat orang dengan kondisi demensia.
"Penting untuk tetap tenang dan menawarkan kepastian untuk jawaban yang dilontarkan, tetapi memahami apa yang ada di balik perilaku tersebut juga dapat membantu," ujar Bursack, dikutip dari laman InForum, Rabu (24/5/2023).
Penggagas blog mindingoureldersblog.com itu menjelaskan, kehilangan ingatan jangka pendek adalah alasan paling umum bagi pasien untuk mengulang pertanyaan. Akan tetapi, bisa juga karena kecemasan, stres, ketidaknyamanan, kebingungan, atau ketakutan.
Misalnya, pasien menanyakan apakah keluarga sudah melakukan persiapan untuk perayaan hari libur tradisional tertentu. Itu mungkin menjadi cara pasien mengatasi kecemasan karena tidak dapat mengingat hari dalam sepekan atau bahkan bulan ini.
Bisa juga pasien cemas tentang sesuatu yang tidak berkaitan, seperti janji temu medis selanjutnya yang disampaikan keluarga. Pertimbangkan juga bahwa dia mungkin khawatir karena tidak dapat mengungkapkan apa yang salah.
Apa pun penyebab yang mendasarinya, pasien membutuhkan tanggapan yang dapat meyakinkan dirinya bahwa semua tertangani. Keluarga atau caregiver bisa memeluknya dan memberikan jawaban singkat seperti "sudah" atau "semua beres", agar pasien memahaminya dengan baik.