REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menyatakan dukungan terhadap upaya Serbia untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya. Kekerasan baru antara etnis Serbia dan pasukan penjaga perdamaian aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pecah di Kosovo.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menyalahkan kekerasan atas kegagalan untuk menghormati hak-hak politik Serbia. “Kami menentang tindakan sepihak oleh Provisional Institutions of Self-Government of Kosovo,” kata Mao dalam jumpa pers harian mengacu pada pemerintah Kosovo di Pristina.
Mao mengatakan, orang Serbia harus diberikan kendali atas kota dengan mereka menjadi mayoritas. “Kami mendesak NATO untuk sungguh-sungguh menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara-negara terkait dan benar-benar melakukan apa yang kondusif bagi perdamaian kawasan,” kata Mao.
Orang Serbia memboikot pemilihan lokal baru-baru ini dan berusaha mencegah walikota etnis Albania untuk menjabat. Kemudian mereka mencoba mengambil alih kantor salah satu kotamadya di Kosovo utara tempat walikota Albania menduduki jabatan. Setidaknya 30 tentara dari pasukan penjaga perdamaian pimpinan NATO di Kosovo (KFOR) terluka pada Senin (29/5/2023).