REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kebidanan dan kandungan Dr dr Kanadi Sumapraja, Sp.O.G, Subsp. F. E. R, MSc mengatakan, keguguran berulang pada kehamilan dini dapat diatasi dengan meningkatkan kualitas embrio serta memperbaiki kemampuan dinding rahim dalam menyeleksi embrio.
Kanadi yang tergabung dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menjelaskan, strategi untuk meningkatkan kualitas embrio diawali dengan meningkatkan kualitas sperma dengan cara melakukan seleksi sperma melalui metode swim up. Metode ini adalah bagian dari prosedur inseminasi yakni memilih sperma yang dapat berenang menembus larutan dengan berat jenis yang berbeda.
"Jika masih belum berhasil, maka prosedur bayi tabung dapat dilakukan bukan hanya untuk memilih sperma, tetapi juga sel telur dan embrio," kata Kanadi.
Pemilihan sperma pada prosedur bayi tabung dapat dilakukan dengan menggunakan teknik intracytoplasmic morphologically selected sperm injection (IMSI). Teknologi medis ini mampu memilih kualitas sperma terbaik menggunakan mikroskop khusus yang dapat memperbesar penampakan sperma hingga 6.000 kali.
"Dengan hadirnya IMSI, kecacatan bentuk pada sperma bisa terdeteksi sebelum fertilisasi," kata Kanadi.
Setelah itu, prosedur dapat dilanjutkan dengan prosedur pemilihan embrio dengan kromosom normal. Prosedur ini dikenal sebagai pre-implantation genetic testing aneuploidy atau PGT-A.
Kanadi menuturkan, strategi penanganan keguguran berulang pada kehamilan dini juga ditujukan pada lapisan dinding rahim agar mekanisme seleksi terhadap embrio yang datang menjadi lebih baik.
Salah satu teori menyatakan jumlah sel uterine natural killer (uNK) yang berlebihan mengakibatkan seorang wanita menjadi sangat mudah hamil, meski dengan embrio yang kromosomnya tidak normal. Oleh karena itu, menekan jumlah sel uNK pada rahim diharapkan dapat lebih memperbaiki proses seleksi embrio oleh dinding rahim.
Keguguran berulang merupakan salah satu bentuk dari gangguan kesuburan. Selain penanganan melalui tindakan medis, untuk meningkatkan peluang kehamilan, Kanadi menyarankan seorang wanita dan pasangan juga mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
"Upayakan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, jaga berat badan ideal sebelum hamil, dan lakukan tindakan penapisan terhadap infeksi yang berpotensi memicu cacat bawaan dalam masa kehamilan, seperti rubella," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre itu.
Selain itu, sebaiknya hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dan menghindari konsumsi obat-obatan tanpa pengawasan dokter selama perencanaan dan di masa kehamilan. Perencanaan kehamilan pun harus dilakukan dengan lebih cermat. Karena bagi mereka yang sudah mengalami keguguran berulang, sebaiknya memberikan jeda waktu sebelum hamil kembali.
Hal ini untuk memberikan waktu yang cukup bagi dokter spesialis obstetri dan ginekologi melakukan pemeriksaan diagnostik yang lengkap dalam menemukan penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat.