Jumat 16 Jun 2023 18:00 WIB

SSMS-BOSF Lakukan Pralepasliaran Orang Utan ke Pulau Salat

Ada 39 inividu orang utan mengikuti program prapelepasliaran di Pulau Salat.

Red: Joko Sadewo
SSMS melakukan prapelepasliaran orang utan di Pulau Salat.
Foto: republika/joko sadewo
SSMS melakukan prapelepasliaran orang utan di Pulau Salat.

REPUBLIKA.CO.ID,  PULAU SALAT — PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) dan Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF) melakukan prapelepasliaran dua individu orang utan di Pulau Salat, di Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Head of Sustainability SSMS, Henky Satrio Wibowo, mengatakan orang utan yang dipralepasliarkan ini sudah menjalani proses rehabilitasi untuk bisa kembali hidup di hutan liar. “Setelah rehabilitasi di Nyaru Menteng oleh BOSF, kita lepas dahulu di Pulau Salat untuk program prapelepasliaran. Setelah itu dilepas ke Taman Nasional,” kata Henky.

Konservasi Orang Utan di Pulau Salat, kata dia, mulai dilakukan sejak 2017. Di lokasi yang luasan lahannya sekitar  3.025 ha ini, saat ini ada 39 orang utan yang mengikuti program prapelepasliaran. "Dari sejak beroperasi lebih dari 100 ekor orang utan yang mengikuti program konservasi,” kata dia.

Proses rehabilitasi orang utan di Pulau Salat minimal setahun. Di Pulau Salad ini, aktivis BOSF melakukan observasi perilaku.  "Berapa persen mereka mencari makan secara alami, bagaimana mereka membuat sarang, maupun keaktifan pergerakan orang utan,” papar Henky.