Senin 19 Jun 2023 15:22 WIB

Syekh Al Zaytun Panji Gumilang: Orang Mau Caci Maki Saja Kita Terima

Pesantren Al Zaytun menjadi sorotan banyak orang.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Pimpinan Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang meminta kepada pihak kepolisian untuk berjaga di luar pembatas. Dia menjamin massa Alzaytun tidak akan bertindak anarkis,Kamis (15/6/2023).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Pimpinan Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang meminta kepada pihak kepolisian untuk berjaga di luar pembatas. Dia menjamin massa Alzaytun tidak akan bertindak anarkis,Kamis (15/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang menuding bahwa kiai yang datang ke pesantrennya untuk meneliti kegiatan dan sistem di pesantren tersebut gampang menyepelekan. Karena, menurut dia, pada Jumat (16/6/2023) kemarin seharusnya ada lima orang kiai yang diizinkan datang ke pesantrennya, tapi malah yang datang empat orang.

Hal ini diceritakan Syekh Al Zaytun itu saat menyampaikan tausiyah usai melaksanakan sholat Jumat di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al Zaytun pekan ini. Awalnya, dia menceritakan bahwa dirinya sudah biasa menerima demo. Bahkan, kata dia, orang yang mau mencaci maki saja diterima di Al Zaytun.

Baca Juga

“Orang mau nyaci maki saja kita terima. Menyacimaki itu tujuannya, kita terima, apalagi pesantren yang mau meneliti di Al Zaytun, diterima. Nih hari ini kita kedatangan pesantren. Lima kiai pesantren,” ujar Panji dikutip dari tayangan langsung kanal Youtube Al-Zaytun Official pada Jumat (16/6/2023).

Menurut dia, pihaknya telah memberikan izin kepada lima orang kiai yang akan meneliti pesantrennya tersebut. Dia pun tidak mengetahui mengapa akhirnya yang datang hanya empat orang.

“Izinnya lima orang tapi yang datang cuma empat orang. Cuma belum ditanya oleh syekh mengapa sudah diberi izin lima kok yang datang cuma empat. Harus bertanggung jawab itu. Lima taqụlụna ma la taf’alụn (kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?),” kata Panji.

Terkadang, menurut dia, hal-hal yang seperti itu sering disepelekan. Dia pun menuding bahwa yang mudah menyepelekan biasanya adalah seseorang yang bergelar kiai.

“Kadang-kadang menyepelekan, yang begini-begini disepelekan. Biasanya yang gampang menyepelekan yang atas nama kiai. Janji lima orang, minta izin lima orang, (tapi yang) datang empat orang, nggak pernah minta maaf, karena kiai, sudah pasti dimaafkan oleh Allah,” ucap dia.  

“Nah itulah yang harus dirombak,” imbuhnya.

Seharusnya,...lihat halaman berikutnya >>>

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement