Kamis 22 Jun 2023 16:09 WIB

Jerman Janjikan Jaminan Keamanan Jangka Panjang untuk Ukraina

Jerman dan para mitra G7 serta Uni Eropa sedang membahas jaminan tersebut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Dalam foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kanan, berbicara kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz
Foto: AP/Ukrainian Presidential Press Off
Dalam foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kanan, berbicara kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Kanselir Jerman Olaf Scholz menjanjikan jaminan keamanan jangka panjang untuk Ukraina. Namun Scholz menyatakan bahwa Ukraina belum bisa bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama perang dengan Rusia masih berlangsung. 

Scholz mengungkapkan, saat ini Jerman dan para mitranya di G7 serta Uni Eropa sedang membahas tentang pemberian jaminan keamanan jangka panjang untuk Ukraina. "Tujuan kami adalah dukungan militer yang berkelanjutan untuk Ukraina, termasuk dengan senjata Barat modern, dan penguatan ketahanan ekonomi Ukraina karena mempertahankan diri dari agresi Rusia," ucapnya saat berbicara di parlemen Jerman, Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Sementara terkait potensi keanggotaan Ukraina di NATO, Scholz mengatakan, situasi yang sedang berlangsung saat ini harus diperhatikan. Dia menambahkan bahwa Pemerintah Ukraina telah mengakui bahwa negara tersebut tidak dapat bergabung dengan NATO selama perang masih berlangsung.

“Oleh karena itu, saya menyarankan agar kita fokus pada prioritas utama (pada KTT NATO) di Vilnius (pada pertengahan Juli), yaitu memperkuat kekuatan tempur Ukraina,” ujar Scholz.

Scholz telah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Berlin pada Senin (19/6/2023) lalu. Dalam konferensi pers bersama, Stoltenberg mengatakan bahwa NATO tidak memiliki rencana menerbitkan undangan resmi untuk keanggotaan Ukraina di aliansi tersebut.

“Kami tidak membahas masalah undangan resmi. Apa yang kami diskusikan adalah bagaimana membawa Ukraina lebih dekat ke NATO dan ada konsultasi yang sedang berlangsung dan saya tidak dalam posisi mendahului hasil dari konsultasi tersebut,” kata Stoltenberg dalam konferensi pers bersama Scholz.

Stoltenberg pun mengisyaratkan bahwa prospek keanggotaan Ukraina tidak akan dibahas pada KTT NATO di Vilnius, Lithuania, pada Juli mendatang. “KTT Vilnius pada bulan Juli akan menetapkan visi untuk masa depan Ukraina sebagai anggota keluarga Euro-Atlantik yang demokratis dan independen,” ucapnya.

Pada April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO untuk segera merangkul negaranya sebagai anggota resmi blok tersebut. Hal itu disampaikan ketika Jens Stoltenberg melakukan kunjungan perdana ke Kiev sejak dimulainya konflik dengan Rusia pada Februari 2021 lalu. 

Zelensky mengatakan, KTT NATO yang diagendakan digelar di Lithuania pada Juli mendatang bisa menjadi momen bersejarah jika Ukraina menerima undangan resmi untuk bergabung dengan aliansi tersebut. “Sudah waktunya untuk mengambil keputusan yang tepat,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Stoltenberg, 20 April 2023 lalu.

Berbeda dengan pernyataan terbarunya, dalam konferensi pers di Kiev Stoltenberg memastikan bahwa isu keanggotaan Ukraina akan menjadi agenda utama dalam pembahasan KTT NATO pada Juli mendatang. “NATO akan mendukung Anda hari ini, besok, dan selama yang dibutuhkan,” ujarnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement