REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi DIY kembali mengeluarkan peringatan dini bencana kekeringan meteorologis pada Jumat (30/6/2023) ini. Ada empat kabupaten di DIY yang saat ini berstatus siaga kekeringan meteorologis.
Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, peringatan dini dikeluarkan karena berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya. Keadaan ini terjadi dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan dan seterusnya.
Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 30 Juni 2023 ini, katanya, telah terjadi potensi kekeringan meteorologis dengan status siaga di empat kabupaten di DIY. Mulai dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul.
"Status siaga atau telah mengalami HTH>31 hari dan prakiraan curah hujan rendah<20 milimeter dasarian dengan peluang terjadi diatas 70 persen," kata Reni, Jumat (30/6/2023).
Meski begitu, tidak seluruh kecamatan di empat kabupaten ini yang berstatus siaga kekeringan meteorologis. Total kecamatan yang berstatus siaga kekeringan meteorologis di empat kabupaten tersebut yakni 20 kecamatan.
Reni merinci, di Kabupaten Sleman yang berstatus siaga yakni di Kecamatan Berbah, Depok, Kalasan, Ngemplak, Prambanan, dan kecamatan Sleman. Sedangkan, di Kulon Progo yakni di Kecamatan Sentolo.
Di Bantul yang berstatus siaga cukup banyak yakni delapan kecamatan. Mulai dari Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Bantul, Kecamatan Dlingo, Kecamatan Imogiri, Kecamatan Kasihan, Kecamatan Piyungan, Kecamatan Pundong, dan Kecamatan Sewon.
"Di Gunungkidul yakni di Kecamatan Karangmojo, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Nglipar, Kecamatan Playen, dan Kecamatan Ponjong," ucap Reni.
Mengingat ada 20 kecamatan yang berstatus siaga bencana kekeringan meteorologis, Reni pun mengimbau masyarakat maupun pemerintah daerah setempat untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini. Terutama masyarakat dan pemerintah yang berada dalam wilayah peringatan dini.
Antisipasi yang harus dilakukan yakni pada sektor pertanian dengan melakukan sistem tadah hujan. Selain itu, masyarakat dan pemerintah daerah setempat juga diimbau agar menggunakan air bersih dengan bijak untuk mengantisipasi kelangkaan air bersih.
"Antisipasi juga peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," jelas Reni.