REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menyusul maraknya aksi protes terhadap penetapan uang kuliah tunggal (UKT), Syarifah (56 tahun) mengaku tidak mengalami persoalan dengan pembayaran UKT meski kedua anaknya kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN). "Saya punya dua anak. Dua-duanya masuk perguruan tinggi negeri, UKT tidak mahal," kata Syarifah saat dihubungi Republika.co.id, Senin (3/7/2023).
Syarifah menuturkan, selama ini bayar UKT untuk kedua anaknya masih terjangkau. Apalagi, UKT mereka dibayar oleh uang pemerintah melalui Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) program Pemprov DKI Jakarta. "Tidak mahal. Masing-masing satu semester UKT-nya Rp 1 juta. Itu pun dibayar KJMU," ujarnya.
Syarifah mengatakan, dia memiliki dua anak yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang dan Universitas Sriwijaya Palembang. Keduanya masuk PTN lewat jalur prestasi sehingga bayarannya murah. "Kampus swasta dan negeri itu jauh beda. Swasta itu lebih mahal daripada negeri," katanya.
Syarifah menceritakan, penetapan pembayaran UKT di kampus negeri berdasarkan kesepakatan antara orang tua mahasiswa dengan kampus. "Pembayaran UKT anak saya itu pertama isi data penghasilan orang tua, dari situ ditentukan UKT langsung dari kampusnya," katanya.
Syarifah mengaku orang tua mahasiswa lain baik yang di kampus Universitas Negeri Semarang dan Universitas Sriwijaya Palembang tidak ada yang mengeluh pembayaran UKT mahal. "Saya belum menemukan teman-teman yang bilang mahal UKT. Rata-rata mereka bayarnya dari Rp 1 juta sampai Rp 4 juta," katanya.
Syarifah mengatakan ada empat jalur masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Pertama jalur prestasi kedua jalur SNMPTN, ketiga SBMPTN dan keempat jalur mandiri. Sementara kedua anaknya masuk jalur prestasi pada tahun 2018 dan 2019.
"Dari empat jalur itu yang saya tahu jalur prestasi dan SNMPTN. Untuk jalur mandiri saya tidak tahu karena anak-anak tidak ada yang masuk melalui jalur mandiri atau jalur SBMPTN," katanya.
Syarifah mengaku tidak ada persiapan khusus agar anaknya bisa masuk perguruan tinggi negeri dan bebas membayar uang kuliah. Kedua anaknya belajar normal seperti anak-anak pada umumnya. "Tidak ada persiapan khusus, tapi memang saya sudah masukkan anak-anak bimbel sejak sekolah dasar," katanya.
Baca juga : Berapa Besaran UKT Fakultas Kedokteran UGM, Undip, dan Unibraw?