REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas dan kuantitas tidur yang didapatkan setiap malam memainkan peran besar dalam kesehatan dan kebugaran secara menyeluruh. Kurang tidur tidak hanya membuat tubuh terasa lesu dan rentan penyakit, tetapi juga bisa berdampak pada berat badan.
Manajer nutrisi senior di Fresh Fitness Food, Georgia Chilton, mengatakan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kenaikan berat badan. Tidur diperlukan untuk membuat tubuh rileks, sekaligus memberi kesempatan pada jantung dan sistem kardiovaskular untuk rileks.
"Jadi, ketika bangun tidur dalam keadaan grogi dan lelah itu bisa membuat Anda tidak ingin pergi ke gym dan membuat hari yang akan datang terasa seperti perjuangan yang berat. Tidur yang buruk telah dikaitkan dengan kenaikan berat badan," kata Chilton, seperti dilansir laman Express, Kamis (6/7/2023).
Sebuah penelitian terhadap orang dewasa Amerika Serikat yang berusia antara 30 dan 60 tahun, mengungkap bahwa partisipan yang kurang tidur mengalami penurunan leptin (hormon nafsu makan yang menandakan rasa kenyang) dan peningkatan kadar ghrelin (hormon nafsu makan yang menandakan rasa lapar).
Chilton menilai, perubahan kadar hormon yang diamati cenderung meningkatkan nafsu makan, yang berpotensi memberikan penjelasan untuk kenaikan berat badan yang diamati pada peserta. Studi yang dirujuk oleh Chilton diterbitkan dalam jurnal Plos Medicine pada tahun 2004.
Kurang tidur adalah ketika seseorang hanya tidur kurang dari lima jam per malam, sedangkan tidur yang sehat diklasifikasikan sebagai delapan jam. Menurut Chilton, pada orang yang tidur kurang dari delapan jam (74,4 persen dari sampel), peningkatan indeks massa tubuh (BMI) sebanding dengan penurunan waktu tidur.
"Tidur singkat dikaitkan dengan leptin rendah, dengan prediksi 15,5 persen leptin lebih rendah untuk kebiasaan tidur lima jam dibandingkan delapan jam. Lalu ghrelin tinggi dengan prediksi 14,9 persen ghrelin lebih tinggi untuk tidur nokturnal selama lima jam dibandingkan delapan jam, tidak tergantung pada BMI," kata Chilton.