REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri (SMAN) 1 Bogor, Jawa Barat, viral di media sosial dan menjadi sorotan. Muncul tudingan ada “calo” untuk zonasi calon peserta didik.
Merespons hal itu, Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Bogor, Yusuf Sulaiman, menjelaskan, pihak sekolah hanya bertugas memverifikasi dokumen melalui komputer, tidak secara langsung mengecek lokasi tempat tinggal calon peserta didik.
“Kewenangan sekolah itu hanya melihat Kartu Keluarga (KK), itu sudah satu tahun apa belum. Dilihatnya dari tanggal dikeluarkan KK. Kita enggak punya kewenangan untuk itu (memeriksa alamat calon peserta didik langsung), kita bukan (dinas) kependudukan,” kata Yusuf, Kamis (6/7/2023).
Menurut Yusuf, pihak sekolah berupaya memastikan titik koordinat yang disampaikan calon peserta didik sesuai atau tidak dengan alamat yang dicantumkan. Jika tidak sesuai, kata dia, panitia PPDB akan mengonfirmasi kepada pihak calon peserta didik dan meminta mengubah koordinat agar sesuai dengan alamat.
“Permasalahan mempertanyakan ‘kenapa itu dekat?’, itu wilayah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk melihat data kependudukan. Panitia di sekolah melihat KK dan titik koordinat saja sudah pusing,” kata Yusuf.
Berdasarkan data terakhir yang diterimanya, Yusuf mengatakan, ada 373 calon peserta didik yang mendaftar ke SMAN 1 Bogor. Sementara kuota peserta didik baru disebut 161 orang, yang akan diumumkan pada 10 Juli 2023.
Yusuf membenarkan data yang beredar di media sosial merupakan data calon peserta didik baru yang mendaftar ke SMAN 1 Bogor. “Kita tidak punya kewenangan dan tidak ada di standar operasional prosedur (SOP) untuk melihat betul enggak calon peserta kita dari alamat itu. Kalau harus ke situ, kapan selesainya atuh? 400 pendaftar dan tidak ada kewenangan untuk itu,” kata Yusuf.
Sebelumnya, salah satu akun media sosial Twitter, @fachrezy_id, membuat cuitan terkait dugaan “calo” PPDB SMAN 1 Bogor. Akun itu sempat membagikan tangkapan layar berisi tabel nama calon peserta didik baru yang mendaftar ke SMAN 1 Bogor.
Dalam tabel itu ada sekitar 40 nama calon peserta didik, dengan jarak tempat tinggal paling dekat ke SMAN 1 Bogor berkisar 50 meter. “Ini adalah nama-nama orang yang make calo untuk masuk PPDB SMA Negeri 1 Kota Bogor. Ga mikir pak warga asli situ yang ga kebagian anaknya sistem zonasi beneran? @BimaAryaS di belakang SMA 1 rumah hanya 20 biji pun kurang, tapi bisa banyak bgt yang 50M?” tulis akun tersebut.
Respons wali kota
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku menerima banyak laporan terkait dugaan manipulasi KK untuk pendaftaran PPDB zonasi di SMA negeri. Ia meminta pihak terkait melakukan pengecekan, termasuk rumah yang dicurigai menjadi tempat penitipan KK calon peserta didik baru.
“Jadi, saya perintahkan untuk mengumpulkan data dan fakta. Kami telah membuka aduan hotline khusus PPDB. Saya juga perintahkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Pendidikan (Disdik), camat, dan lurah untuk membantu mengumpulkan data-data,” kata Bima Arya, Rabu (5/7/2023).