Kamis 27 Jul 2023 09:03 WIB

Filipina-Malaysia Sepakat Kembangkan Industri Halal BARMM

Filipina menyadari halal meningkatkan ekonomi negara.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
 Konsumen juga harus memiliki kesadaran akan makanan halal di sebuah restauran. (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Konsumen juga harus memiliki kesadaran akan makanan halal di sebuah restauran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina dan Malaysia sepakat memimpin upaya bilateral, dalam mengembangkan Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao (BARMM) dan sektor halal. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. sebelumnya menyebut sektor ini memiliki potensi untuk tumbuh menjadi industri triliunan dolar.

Kesepakatan tersebut dibuat setelah pembicaraan bilateral antara Marcos dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan pemimpin Filipina selama tiga hari ke negara Asia Tenggara tersebut.

Baca Juga

"Dengan membangun hubungan bilateral, pemerintah berkomitmen untuk mengoordinasikan upaya membangun kapasitas di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao, terutama di sektor-sektor seperti industri halal, perbankan Islam dan ketahanan pangan," kata Marcos dalam konferensi pers bersama Anwar, dikutip di ABS CBN News, Kamis (27/7/2023).

Ia lantas menyebut Malaysia dengan hangat menawarkan keahlian mereka untuk melatih personel dan pejabat Filipina. Tujuannya, untuk memperkuat kemampuan Filipina di sektor yang semakin penting ini.

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan jika kedua pihak setuju untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi Filipina dan Malaysia, dalam upaya untuk meningkatkan "ekosistem halal" kedua negara. Malaysia dianggap sebagai salah satu kekuatan ekonomi halal terbesar di dunia.

Kerja sama dalam industri halal, bersama dengan perbankan Islam, juga merupakan salah satu masalah yang diharapkan akan ditangani oleh kedua negara Asia Tenggara, selama Pertemuan Komisi Bersama Filipina-Malaysia (JCM) berikutnya. Menurut Marcos, kegiatan ini akan diadakan sekitar bulan Oktober.

JCM disebut akan memberikan lembaga pemerintah Filipina dan Malaysia sebuah jalan untuk membahas kerja sama prioritas secara rinci, terutama di bidang kejahatan transnasional, pertanian, industri halal, perbankan Islam, pendidikan, pariwisata dan budaya, olahraga, serta ekonomi digital.

"Kami terus mengerjakan nota kesepahaman yang sesuai di bidang ini dan kami akan menandatanganinya dalam waktu dekat," ujar Marcos.

Di kesempatan yang sama Anwar bersumpah jika Malaysia akan melakukan yang terbaik dalam hal sertifikasi halal.

"Tapi saya pikir bersama-sama, kita harus melakukan beberapa langkah efektif untuk memastikan industri halal dapat menembus pasar Timur Tengah, dengan lebih efektif," kata dia melanjutkan.

Anwar juga berterima kasih kepada Marcos atas kunjungan bermakna ke negaranya. Menurut dia, orang Malaysia tidak memiliki terlalu banyak presiden yang mengunjungi Malaysia secara bilateral.

Ia juga menyebut ada potensi besar yang harus digali bersama. Filipina dinilai memiliki kekuatan ekonomi dalam kapasitasnya di sektor bisnis.

"Kedua komunitas bisnis, Filipina di Malaysia, disebut harus lebih banyak berinteraksi dan bersama-sama mengambil langkah yang dapat meningkatkan hubungan bilateral dan perdagangan ekonomi. Pada saat yang sama, menyadarkan ekonomi kita di era pasca-Covid," kata Perdana Menteri Malaysia itu.

Marcos dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin bisnis Malaysia sebelum kembali ke Manila hari ini. Kunjungannya ke Kuala Lumpur adalah perjalanan ke luar negerinya yang ke-14 sejak menjadi presiden.

Kunjungan tersebut juga terjadi ketika bagian utara Filipina dilanda Topan Egay (nama internasional: Doksuri), yang dilaporkan telah menewaskan satu orang dan memengaruhi 180.000 lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement