REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- KH Ate Mushodiq menyatakan siap bertanggung jawab atas segala pernyataannya saat menghadiri kegiatan Syukuran 77 Tahun Syaykh Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat (Jabar). Dalam acara itu, Kiai Ate sempat memberikan sambutan sambutan atau pidato, yang dipublikasikan melalui akun Youtube Al-Zaytun Official pada Ahad (30/7/2023).
Sikap Kiai Ate terkait Al-Zaytun menimbulkan gejolak di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya, dua lembaga yang dipimpinnya. PCNU dan MUI Kota Tasikmalaya bahkan merekomendasikan Kiai Ate diberhentikan sebagai ketua organisasi.
Kiai Ate mengaku siap mempertanggungjawabkan pernyataannya yang disampaikan saat acara Al-Zaytun.
“Yang disampaikan di Youtube, saya bertanggung jawab dunia akhirat karena saya pernah mesantren dan belajar. Pokoknya apa yang viral, saya tanggung jawab, tapi harus berdasarkan literasi, baik UUD (Undang-Undang Dasar 1945) atau Alquran dan hadits. Kalau debat kusir, tidak mau,” kata Kiai Ate, seusai menghadiri kegiatan Halaqah NU di SMK NU Kota Tasikmalaya, Rabu (2/8/2023).
Saat menghadiri kegiatan Halaqah NU itu, Kiai Ate sudah siap bertabayun. Namun, kata dia, tak ada yang mengajaknya berdikusi.
“Tadi saya tunggu tabayun dengan saya, tapi mereka takut. Tidak ada yang mau ngobrol. Saya kira ini ada diskusi dan tabayun, saya menunggu dan menasihati NU,” kata Kiai Ate.
Kiai Ate mengatakan, cara untuk mendapatkan kebenaran salah satunya dengan melakukan dialog secara langsung. Namun, selama kegiatan itu tak ada yang melakukan tabayun.
“Saya maunya dialog secara langsung soal yang viral, tapi tidak ada yang tanya. Semua takut sama saya, tidak berani. Padahal, saya menyiapkan. Siapa pun saja yang menyalahi saya, akan saya hadapi,” kata Kiai Ate.