Rabu 02 Aug 2023 17:00 WIB

FSH UIN Jakarta Gelar Konferensi Internasional ke-7, Bahas  Hukum dan Tekhnologi  

Konferensi Internasional ke-7 UIN Jakarta momentum menguatkan peran perguruan tinggi.

Konferensi internasional FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Foto: dok web
Konferensi internasional FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta menggelar konferensi internasional (International Conference on Law and Justice) ke-7 di Denpasar, Bali 30 Juli - 1 Agustus 2023. Dalam kegiatan ini Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta mengundang sejumlah narasumber dari dua benua yakni Eropa dan Australia. Persoalan hukum dan tekhnologi menjadi kajian pokok konferensi ini. 

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Muhammad Maksum mengatakan kegiatan ICLJ ke-7 didesain untuk mendialogkan pemikiran dan hasil penelitian dari pelbagai civitas akademika internasional terhadap persoalan yang dibahas. Menurut dia, tradisi intelektual ini penting untuk menjadikan perguruan tinggi berkontribusi atas persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.

Baca Juga

“Forum ini penting untuk mendialogkan pemikiran dan hasil riset dari akademisi internasional agar bermanfaat bagi  publik,” ujar Guru Besar Bidang Hukum Ekonomi Syariah ini saat sambutan pembukaan ICLJ ke-7 di Denpasar, Bali, Senin (31/7/2023).

Kegiatan ini digelar secara kolaboratif dengan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha (Undhiksa), Buleleng, Bali. ICLJ ke-7 ini menghadirkan Martin Jones (University of York, Inggris), Balawyn Jones  (La Trobe University, Australia), Huriyyah El Islamy (CEO HGC Firm), Yasaridn  (Hakim Agung Mahkamah Agung), Masyrofah (UIN Jakarta) dan Made Sugi Hartono (Undhiksa, Bali). Kegiatan ini diikuti 122 peserta yang tersebar di  21 perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.  

Dekan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial (FHIS) Undhiksa I Nengah Suastika mengatakan momentum konferensi ini diharapkan mampu menyelaraskan persepsi dan pemikiran bersama dalam mengatasi berbagai permasalahan hukum di Indonesia. Kata Nengah, hukum harus berorientasi pada keadilan dan kemanusiaan.

“Dari kegiatan konferensi ini akan muncul banyak pemikiran-pemikiran hebat yang dapat membantu penyelesaian masalah hukum dan keadilan di Indonesia,” harap Nengah. 

Sementara dalam kesempatan yang sama Wakil Rektor UIN Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie, menjelaskan bahwa di era ini manusia akan hidup berdampingan dengan mesin pintar dan pendidikan di tempat kerja harus berubah jika tidak maka, sebagai produk pendidikan, manusia harus tetap memiliki etika.

“Karena agama merupakan sumber dari berbagai etika yang harus diimplementasikan dalam pendidikan di era kini,” ujar Tholabi. 

Lebih lanjut guru besar Hukum Islam UIN Jakarta ini menyebutkan ilmu pengetahuan harus menjadi solusi atas persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Menurut dia, konferensi ilmiah yang dilakukan menjadi ajang pertukaran ide dan gagasan untuk kemasalhatan publik.

“Era saat ini membutuhkan kolaborasi, tak terkecuali kolaborasi pemikiran dan gagasan yang dimaksudkan untuk kebaikan kehidupan kemanusiaan,” tandas Tholabi.

Ketua panitia kegiatan, Masyrofah mengatakan hasil seminar internasional ini akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi agar dapat dibaca banyak kalangan. "Hasil seminar ini akan kita publikasikan di jurnal internasional agar dapat dibaca lebih luas oleh banyak kalangan," tegas Masyrofah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement