Rabu 16 Aug 2023 08:33 WIB

Modi: Ekonomi India Berada di Tiga Besar Dunia dalam Lima Tahun

Pemerintah Modi mengklaim telah mengangkat lebih dari 130 juta orang dari kemiskinan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan pada Selasa (15/8/2023), ekonomi India akan menjadi salah satu dari tiga besar di dunia dalam lima tahun ke depan.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan pada Selasa (15/8/2023), ekonomi India akan menjadi salah satu dari tiga besar di dunia dalam lima tahun ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan pada Selasa (15/8/2023), ekonomi India akan menjadi salah satu dari tiga besar di dunia dalam lima tahun ke depan. Proyeksi ini disampaikan saat India menandai 76 tahun kemerdekaan dari pemerintahan Inggris.

Mengenakan ikat kepala warna-warni, Modi berbicara dari Benteng Merah era Mughal abad ke-17 di New Delhi. Dia mengatakan, pemerintahnya telah mengangkat lebih dari 130 juta orang dari kemiskinan.

Baca Juga

Pertumbuhan kemakmuran India adalah peluang bagi dunia. “Ketika kemiskinan berkurang di suatu negara, kekuatan kelas menengah meningkat pesat. Dalam lima tahun ke depan, saya berjanji India akan menjadi salah satu dari tiga ekonomi teratas di dunia," ujar Modi.

Pernyataannya muncul setelah laporan tahun lalu dari S&P Global dan Morgan Stanley. Perusahan itu memperkirakan bahwa ekonomi India akan melampaui Jepang dan Jerman untuk menjadi yang terbesar ketiga di dunia pada 2030. Ledakan ekonomi India akan didorong oleh offshoring, investasi di bidang manufaktur, pertumbuhan infrastruktur digital, dan transisi energi.

Perekonomian India senilai 3,5 triliun dolar AS melampaui Inggris Raya tahun lalu untuk menjadi yang terbesar kelima. Modi meyakini ketika India menandai 100 tahun kemerdekaan pada 2047, India akan melakukannya sebagai negara maju.

Pemerintah memperkirakan India akan tumbuh sebesar 6-6,5 persen tahun fiskal ini. Prediksi ini menempatkannya di antara ekonomi besar dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Tapi terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang stabil, pemerintah Modi telah berjuang untuk mengatasi masalah pengangguran. Modi pun berada di bawah tekanan untuk menghasilkan pekerjaan yang cukup, terutama karena menghadapi pemilihan umum pada 2024.

Pusat Pemantauan Ekonomi India mengungkapkan, tingkat pengangguran telah tumbuh selama setahun terakhir, mencapai delapan persen bulan lalu. Modi tidak membahas masalah ini dalam pidatonya, malah memuji perjalanan India selama beberapa dekade.

“Kami beruntung memiliki demografi, demokrasi, dan keragaman,” kata perdana menteri itu setelah mencatat bahwa India sekarang menjadi negara terpadat di dunia menurut beberapa perkiraan. Pemerintah India belum merilis data populasi resmi dengan sensus terakhirnya pada 2011.

Modi pun menyoroti kebangkitan India di panggung global. Dia mengatakan, tatanan dunia baru muncul setelah pandemi Covid-19. “India menjadi suara dunia Selatan. Kami membawa janji stabilitas ke dunia,” katanya membanggakan semua mata tertuju pada India karena menjadi tuan rumah KTT G-20 di New Delhi pada bulan depan.

Perdana menteri ini juga menegaskan kembali seruan untuk perdamaian di negara bagian timur laut Manipur. Wilayah ini hampir terjadi perang saudara selama berbulan-bulan dan menewaskan lebih dari 150 orang.

Modi mengatakan, negara berdiri bersama rakyat Manipur dan resolusi itu hanya dapat dicapai melalui perdamaian. Sejak bentrokan antara dua kelompok etnis dominan meletus pada awal Mei, penduduk di Manipur telah memprotes pemerintah negara bagian yang dipimpin oleh partai Modi Bharatiya Janata Party, dan menyerukan pemecatan menteri utamanya.

Lebih dari 50 ribu orang telah melarikan diri dari negara bagian itu. Kekerasan terus berlanjut meskipun ada banyak tentara. Massa bersenjata telah membakar bangunan, membantai warga sipil, dan menjarah senjata dari gudang senjata negara.

Tapi selama tiga bulan, Modi sebagian besar bungkam tentang konflik di Manipur. Perannya ini memicu mosi tidak percaya terhadap pemerintahannya di Parlemen. Modi menggagalkan mosi tersebut pekan lalu, setelah memohon perdamaian di Manipur untuk pertama kalinya sejak konflik dimulai.

India merayakan Hari Kemerdekaannya sehari setelah tetangganya Pakistan. Dua negara yang terpisah muncul sebagai hasil dari pemisahan berdarah Inggris India pada 1947.

Proses tersebut memicu beberapa kekerasan komunal terburuk yang pernah terjadi di dunia dan menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia. Peristiwa itu juga memicu salah satu migrasi manusia terbesar dalam sejarah dan sekitar 12 juta orang meninggalkan rumahnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement