REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang-orang yang memahami ilmu-ilmu agama dan mengamalkannya memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang awam yang ahli ibadah.
Orang yang berilmu dapat sempurna dalam mengerjakan sebuah amal ibadah karena mengetahui ilmunya. Sedangkan ahli ibadah yang bodoh bisa jadi sia-sia amalnya sebab tidak mengetahui ilmunya. Tentang perbedaan derajat antara orang berilmu dan ahli ibadah ini telah dijelaskan Rasulullah ﷺ.
Sebagaimana disebutkan Imam al-Mundziri dalam kitab at-Targhib wa at-Tarhib, dia menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Imam Tirmidzi:
وَعَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ ذُكِرَلِرَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلَا نِ أَحَدُهُمَاعَابِدٌ وَالْاَخَرُعَالِمٌ فَقَالَ عَلَيْهِ اَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ : فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِكَفَضْلِى عَلَى اَدْنَاكُمْ , ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِنَّ اللَّهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ وَاَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةِ فِى جُحْرِهَااوَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِى النَّاسِ الْخَيْرَ