Senin 28 Aug 2023 09:56 WIB

Menlu Libya Dipecat Setelah Melakukan Pertemuan dengan Menlu Israel

Menlu Israel melakukan pertemuan dengan Menlu Libya di Italia pada pekan lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Libya. Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah telah memberhentikan Najla Mangoush dari posisinya sebagai menteri luar negeri (menlu) negara tersebut, Ahad (27/8/2023).
Bendera Libya. Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah telah memberhentikan Najla Mangoush dari posisinya sebagai menteri luar negeri (menlu) negara tersebut, Ahad (27/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah telah memberhentikan Najla Mangoush dari posisinya sebagai menteri luar negeri (menlu) negara tersebut, Ahad (27/8/2023). Keputusan pemecatan itu diambil setelah Mangoush melakukan pertemuan dengan Menlu Israel Eli Cohen di Italia baru-baru ini. Libya dan Israel diketahui tak mempunyai hubungan diplomatik.

Pada Ahad lalu, Dewan Kepresidenan Libya, yang berfungsi sebagai kepala negara, merilis pernyataan yang meminta al-Dbeibah mengklarifikasi kabar pertemuan Mangoush dengan Cohen. Sementara Dewan Tinggi Negara, yang berperan sebagai penasihat dalam politik Libya, menyuarakan keterkejutannya atas laporan pertemuan tersebut. Dewan Tinggi Negara pun mendesak mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

Baca Juga

Sementara itu Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Libya dalam keterangannya mengklaim, Mangoush sebenarnya telah menolak pertemuan dengan perwakilan Israel ketika menghadiri pertemuan di Kemenlu Italia. “(Pertemuan Mangoush dan Cohen) hanya pertemuan biasa yang tidak dipersiapkan selama pertemuan di Kemenlu Italia,” ungkap Kemenlu Libya.

Kemenlu Libya memastikan interaksi Mangoush dengan Cohen tidak mencakup diskusi, perjanjian, atau konsultasi apa pun. Kemenlu Libya kemudian menegaskan kembali bahwa mereka menolak melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel.

Pada Ahad kemarin Eli Cohen mengungkapkan, dia telah melakukan pertemuan Menlu Najla Mangoush di Italia pekan lalu. Itu merupakan pertemuan perdana mereka karena kedua negara sebenarnya tak memiliki hubungan diplomatik.

Cohen mengatakan, pertemuannya dengan Mangoush difasilitasi oleh Menlu Italia Antonio Tajani. Saat bertemu Mangoush, Cohen membicarakan tentang potensi hubungan Israel-Libya. “Saya berbicara dengan menlu (Libya) tentang potensi besar kedua negara dari hubungan mereka, serta pentingnya melestarikan warisan Yahudi Libya, termasuk merenovasi sinagoge dan pemakaman Yahudi di negara tersebut,” ucapnya.

Menurut Cohen, dia dan Mangoush kemudian membicarakan hubungan bersejarah negara mereka, termasuk kemungkinan kerja sama antar negara. Cohen menyebut, dia pun mendiskusikan tentang bantuan Israel dalam masalah kemanusiaan, pertanian, dan pengelolaan air.

Pertemuan antara Cohen dan Mangoush terjadi saat Israel berusaha melakukan lebih banyak normalisasi diplomatik dengan negara Arab dan Muslim. Libya diketahui merupakan salah satu anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Pada Juni lalu, Eli Cohen sempat menyampaikan dia optimistis Israel dapat memperluas hubungan dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim. Cohen mengungkapkan, kawasan Arab telah berubah dramatis sejak Israel menandatangani Abraham Accords pada 2020, yakni kesepakatan pemulihan hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Sebelum kesepakatan tersebut lahir, Israel sudah memiliki relasi diplomatik dengan Mesir dan Yordania.

“Saya sangat optimistis bahwa kami akan dapat memperluas hubungan kami dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim,” kata Cohen di sela-sela kunjungannya ke Wina, Austria, 1 Juni 2023 lalu.

Eli Cohen juga pernah menyinggung tentang potensi normalisasi diplomatik antara Israel dan Arab Saudi. Menurutnya, normalisasi relasi dengan Riyadh hanya masalah waktu. “Ini bukan soal jika, tapi kapan. Kami dan Arab Saudi memiliki kepentingan yang sama,” kata Cohen, dikutip laman Middle East Monitor, 22 Mei 2023.

Sejauh ini Saudi tidak menggubris keinginan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan dengannya. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab.

Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement