REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang yang berilmu dan mengamalkan serta mengajarkannya pada orang lain telah dijamin Allah SWT akan mendapatkan derajat yang tinggi. Namun untuk memperolehnya dibutuhkan waktu yang panjang.
Sehingga banyak orang yang tidak kuasa untuk menuntut ilmu agama dengan fokus dan waktu yang lama seperti para santri di pondok pesantren.
Ada banyak faktor, misalnya karena waktu yang terbagi untuk mencari nafkah, atau karena faktor usia sehingga lebih sulit dalam mengingat suatu ilmu yang disampaikan.
Kendati demikian, ada alternatif lain sehingga mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT meski tidak kuasa dalam menuntut ilmu karena faktor-faktor seperti disebtikan di atas. Alternatif itu adalah dengan giat mengerjakan ibadah dan amal saleh lainnya.
Sebagaimana disebutkan Imam al-Ghazali dalam Bidayat al-Hidayah apabila seorang hamba tidak kuasa untuk menggapai ilmu yang manfaat, hendaknya giat dalam mengerjakan ibadah. Itu semua akan mengantarkan hamba tersebut meraih derajat yang tinggi dan tergolong hamba yang beruntung.
أن لا تقدر على تحصيل العلم النافع ، ولكن تشتغل بوظائف العبادات من الذكر والقراءة والتسبيحات والصلوات ، فذلك من درجات العابدين وسير الصالحين ، وتكون بذلك أيضا من الفائزين
Baca juga: Cerita Mantan Menkes Lolos dari Maut, Kamar yang Disiapkan untuknya Ditembaki Israel
"Bila engkau tidak kuasa meraih ilmu yang bermanfaat, akan tetapi engkau mau menyibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan ibadah seperti berzikir, membaca Alquran dan sholat, maka itu semua derajatnya hamba Allah ahli ibadah dan jalannya orang-orang saleh, dan itu semua juga dari tandanya orang-orang yang beruntung," (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 111 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).
Namun demikian lebih utama adalah seorang Mukmin yang menguasai ilmu-ilmu yang bermanfaat, mengamalkannya, mengajarkannya pada orang lain, serta ia tergolong hamba Allah yang giat melakukan ibadah.