REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana menghadiri pemakaman pemimpin tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin. Prigozhin tewas ketika pesawatnya jatuh pekan lalu.
Kecelakaan itu terjadi dua bulan setelah Prigozhin dan tentara bayarannya melancarkan pemberontakan terhadap komandan militer utama Putin. Mereka mengambil kendali Kota Rostov di selatan dan bergerak maju menuju Moskow. Namun mereka mundur ketika mencapai 200 kilometer dari ibu kota.
“Kehadiran presiden tidak direncanakan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Peskov mengatakan, Kremlin tidak memiliki informasi spesifik mengenai pemakaman tersebut. Dia menambahkan, pengaturan pemakaman Prigozhin diserahkan kepada keluarganya.
Penyelidik pada Ahad (27/8/2023) mengatakan, berdasarkan tes genetik dikonfirmasi bahwa Prigozhin termasuk di antara 10 orang yang tewas dalam kecelakaan itu. Kremlin telah menolak pernyataan beberapa politisi dan komentator Barat bahwa Putin memerintahkan pembunuhan terhadap Prigozhin sebagai balas dendam. Kremlin menganggap pernyataan Barat sebagai sebuah kebohongan mutlak.