REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon mengatakan ribuan pasukan Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini ditugaskan ke Timur Tengah, akan tetap berada di kawasan itu. Kementerian Pertahanan AS tersebut merujuk upaya menjaga kapal-kapal komersial dari ancaman Iran.
“Selama pasukan-pasukan ini masih diperlukan di wilayah tersebut (mereka akan tetap ada di sana)", kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (31/8/2023).
AS mengerahkan pasukan dan aset tambahan ke wilayah tersebut awal bulan ini sebagai tanggapan terhadap ancaman Iran dan Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Pengerahan pasukan ini bagian dari pengerahan kekuatan yang sudah diumumkan sebelumnya.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan pengerahan unit marinir yakni Amphibious Readiness Group/Marine Expeditionary Unit (ARG/MEU) ke Timur Tengah. AS juga mengirimkan F-35, F-16, dan kapal perusak berpeluru kendali, USS Thomas Hudner (DDG-116, yang diberangkatkan.
Saat ditanya apakah dengan adanya pasukan AS di Suriah atau Irak ancaman dari Iran terhadap kapal-kapal komersial di Selat Hormuz turun. "Kami masih melihat gangguan yang dilakukan kelompok yang didukung Garda Revolusi Iran terhadap kapal komersial selama beberapa pekan terakhir," jawab Singh.
"Kami belum melihat ancaman tersebut berkurang, jadi tidak ada alasan untuk menarik pasukan," tambahnya.
Ia mencatat sampai ancaman dari Iran berhenti, tidak akan ada perubahan dalam postur kekuatan AS.