REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan berdasarkan survei dari purchasing manager's index (PMI) menunjukkan industri manufaktur di Tanah Air sedang ekspansif.
"Alhamdulillah dalam survei yang dilakukan PMI selama 24 bulan berturut-turut industri manufaktur Indonesia mencatatkan angka di atas 50 poin. Artinya industri manufaktur Indonesia sedang ekspansif," kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita di Padang, Senin (4/9/2023), usai memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat.
Lebih detail, ia menyebutkan, survei yang dirilis PMI mencatat perkembangan industri manufaktur pada Juli 2023 mengalami peningkatan menjadi 53,30 poin dari sebelumnya 52,50 poin pada Juni 2023. Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi pasar Indonesia masih terus berkembang.
"Bahkan, berdasarkan survei yang dilakukan PMI menempatkan Indonesia sebagai negara tertinggi di ASEAN," kata dia.
Sementara, jika merujuk pada indeks kepercayaan industri (IKI), kondisi industri manufaktur Indonesia pada Agustus 2023 mencapai di level 53,22. Angka itu sedikit melambat 0,09 poin jika dibandingkan periode Juli 2023 sebesar 53,31 poin.
Ia mengatakan subsektor IKI yang mengalami ekspansi terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas triwulan I tahun 2023 mencapai 83,1 persen.
Dalam mengukur kemajuan industri manufaktur, Kementerian Perindustrian menggunakan tiga alat ukur utama. Pertama terkait pesanan (order), jumlah produksi dan terakhir berapa banyak barang yang disimpan oleh suatu industri manufaktur.
"Jadi ada tiga alat ukur yang kami gunakan kepada responden," ujarnya.
Berdasarkan hasil survei IKI yang dilakukan Kemenperin dan survei PMI selama dua hingga tiga bulan terakhir, menunjukkan angka-angka kemajuan industri di Tanah Air hampir sama.