Jumat 08 Sep 2023 01:44 WIB

KTT ASEAN Momentum Jaga Netralitas Kuatkan Ekonomi Kawasan

KTT ASEAN menjadi kebanggaan Indonesia.

 Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada KTT ASEAN-PBB di JCC, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada KTT ASEAN-PBB di JCC, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pengamat ekonomi dari Universitas Jember Adhitya Wardhono PhD mengatakan KTT ASEAN menjadi momentum untuk menjaga netralitas dan stabilitas dalam memperkuat ekonomi di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.

"KTT ke-43 ASEAN di Jakarta memberi momentum berharga bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN di tengah eforia untuk usaha menuju ekonomi pulih kembali setelah diterpa pandemi Covid-19," kata Adhitya Wardono, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga

Menurutnya, ada dua hal penting dalam konferensi tersebut, yakni sembilan negara mitra yang diundang dan menafsir tujuan ekonomi yang ingin dicapai dari agenda prioritas ekonomi KTT ASEAN.

Tidak hanya dihadiri oleh anggota ASEAN, tetapi sembilan negara yang mayoritasnya mitra dagang termasuk AS dan Tiongkok menunjukkan usaha menjaga netralitas dengan tidak jadi ekstremis.

"Juga berusaha untuk tidak eksklusif, yang mana menjaga ruang kebatinan dan berujung ke stabilitas politik serta ekonomi ASEAN," katanya pula.

Ia mengatakan sikap yang terlalu ekstremis dan eksklusif tentunya hanya akan memberatkan ekonomi ASEAN ke depan, dan hal itu pastinya sudah diperhitungkan oleh negara-negara anggota.

"Seluruh blok ekonomi, tidak hanya Amerika Serikat dan Tiongkok, sama-sama memiliki derajat kontribusi yang sepadan dalam menopang aktivitas perdagangan di kawasan ASEAN," ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember itu.

Berdasarkan risalah statistik yang diterbitkan oleh Eurostat tahun 2020 tentang share ekspor ASEAN ke negara lain tercatat Uni Eropa memiliki share sebesar 12 persen, diikuti oleh Hong Kong dan Jepang yang masing-masing memiliki share sebesar 9 persen, dan Korea Selatan dengan share sebesar 5 persen.

Menjaga diversifikasi risiko dan distribusi dalam perdagangan itu tentunya sangat penting untuk keberlangsungan serta stabilitas ekonomi ASEAN.

Bila ekonomi ASEAN terlalu ekstrem atau berat sebelah ke blok ekonomi tertentu, maka konsekuensinya adalah makin besar risiko dan tanggungan spillover negatif yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Belum lagi, sikap yang ekstremis itu dapat berpotensi besar akan mendorong instabilitas politik yang dapat berujung pada rusaknya harmoni dan ekonomi dalam keanggotaan ASEAN itu sendiri," katanya lagi.

Dengan kata lain, ujar dia pula, menjaga netralitas disertai dengan upaya meningkatkan koordinasi dengan mitra dagang merupakan salah satu misi paling penting dalam koridor KTT ASEAN tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement