Jumat 15 Sep 2023 09:25 WIB

OPEC Kecam IEA Atas Perkiraan Puncak Permintaan Bahan Bakar Fosil

Perkiraan IEA itu dinilai tak berbasis fakta dan mengancam keamanan energi dunia.

Red: Fuji Pratiwi
Pertemuan anggota OPEC di Wina, Austria.
Foto: Reuters
Pertemuan anggota OPEC di Wina, Austria.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Kamis (14/9/2023) mengecam prediksi terbaru Badan Energi Internasional (IEA) mengenai puncak permintaan bahan bakar fosil pada 2030. OPEC mengatakan perkiraan itu tidak berbasis fakta dan dapat mengancam keamanan energi dengan menghambat investasi pada proyek-proyek minyak dan gas.

Direktur eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan dalam sebuah opini di Financial Times pada Selasa (12/9/2023) bahwa permintaan terhadap tiga bahan bakar fosil – minyak, gas dan batu bara – akan mencapai puncaknya pada akhir dekade ini. Perkiraan badan tersebut didasarkan pada "pengaturan kebijakan pemerintah di seluruh dunia saat ini," termasuk perluasan energi terbarukan dan peningkatan penggunaan kendaraan listrik, tulis Birol.

Baca Juga

Namun, OPEC mengatakan dalam pernyataan tegas pada Kamis (14/9/2023) bahwa "perkiraan yang konsisten dan berdasarkan data" tidak mendukung prediksi IEA, dan menuduh badan tersebut "didorong oleh ideologi, bukan berdasarkan fakta".

"Adalah narasi yang sangat berisiko dan tidak praktis untuk mengabaikan bahan bakar fosil, atau menyatakan bahwa bahan bakar fosil sedang berada di awal masa akhir. Yang membuat prediksi seperti itu sangat berbahaya, adalah bahwa prediksi tersebut sering kali disertai dengan seruan untuk berhenti berinvestasi pada proyek minyak dan gas baru," kata OPEC.