Kamis 21 Sep 2023 05:05 WIB

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Bagaimana Caranya?

Nabi Muhammad SAW menunjukkan hari kelahiran beliau SAW memiliki keutamaan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Remaja masjid bermain rebana mengiringi pembacaan risalah Maulid saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Muyassarin, Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Peringatan Maulid diisi dengan tausiyah, pembacaan risalah Maulid dan membagikan makanan kepada jamaah.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Remaja masjid bermain rebana mengiringi pembacaan risalah Maulid saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Muyassarin, Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Peringatan Maulid diisi dengan tausiyah, pembacaan risalah Maulid dan membagikan makanan kepada jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftahul Huda menyampaikan penjelasan tentang bagaimana cara seorang Muslim memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal. Tanggal tersebut jatuh pada 28 September 2023.

"Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momentum yang sangat tepat untuk dijadikan sarana untuk menambah mahabbah (rasa cinta) kepada junjungan kita dan kekasih Allah SWT," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga

Bagi seorang Muslim, lanjut Kiai Miftah, cara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah dengan memperbanyak sholawat kepada beliau SAW dan mempelajari jejak sejarah Nabi Muhammad SAW atau sirah nabawiyah.

Karena itu, dia mengatakan, perkara besar atau kecilnya jumlah orang yang memperingati Maulid tidak menjadi urgen atau hal yang perlu disoroti. "Tetapi isi yang ada di dalam Maulid itulah yang perlu diperhatikan," tuturnya.

Kiai Miftah juga mengingatkan, jangan sampai momentum yang luar biasa tersebut menjadi tidak baik karena isinya tidak baik. Maka, pada momentum Maulid Nabi Muhammad SAW ini, hendaknya membaca sholawat Nabi atau mempelajari sirah perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Adapun pelaksanaannya bisa di mana saja dan bisa dilakukan secara individu. Tidak harus berjamaah atau di masjid.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement