Senin 25 Sep 2023 02:24 WIB

8 Rekomendasi Pengembangan Alquran Digital Berbasis AI

LPMQ harus berinovasi memudahkan warga mengakses kandungan Alquran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Pengunjung melihat mushaf Al Quran terkecil (Mushaf Stambul) yang dipamerkan di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (11/4/2023). Kementerian Agama melalui Lembaga Pentashihan Al Quran (LPMQ) menggelar pameran bertajuk 9 Mushaf Al Quran Fenomenal yang diselenggarakan hingga Jumat (14/4/2023), untuk mengedukasi masyarakat terkait khazanah Al Quran dan kebudayaan Islam.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melihat mushaf Al Quran terkecil (Mushaf Stambul) yang dipamerkan di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (11/4/2023). Kementerian Agama melalui Lembaga Pentashihan Al Quran (LPMQ) menggelar pameran bertajuk 9 Mushaf Al Quran Fenomenal yang diselenggarakan hingga Jumat (14/4/2023), untuk mengedukasi masyarakat terkait khazanah Al Quran dan kebudayaan Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) menggelar Lokakarya Pengembangan Al-Qur’an Digital di Jakarta pada 19-21 September 2023. Dalam lokarya ini, para peserta meromendasikan kepada LPMQ untuk mengembangkan fitur Chat-Qurani berbasis Artificial Intelligence (AI).

Kegiatan ini dihadiri oleh para pengembang aplikasi Alquran di Indonesia dan beberqpa narasumber dari Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama, serta para pakar di bidang informasi teknologi.

Baca Juga

Kepala LPMQ, Abdul Aziz Shidqi mengatakan, lokakarya tersebut membahas pentingnya pengembangan aplikasi Alquran digital seiring dengan perkembangan informasi teknologi. 

"Salah satu rekomendasinya adalah LPMQ Kemenag agar mengembangkan Qur’an Kemenag dengan fitur Chat-Qurani berbasis Artificial Intelligence (AI) yang mudah digunakan, aman, akurat, aktif dan tumbuh dalam memahami kandungan Alquran," ujar Azis dalam siaran pers Kemenag, pekan lalu.

Menurut Abdul Aziz, ada sejumlah alasan terkait kebutuhan Chat-Qur'ani ini. Pertama, umat harus mendapat kepastian jawaban yang benar dan tervalidasi oleh lembaga keagamaan yang terpercaya dan terhindar dari jawaban yang tidak tepat sehingga berakibat pada pemahaman yang salah.

"Kedua, terwujudnya jawaban moderat dan tasamuh yang lahir dari database referensi yang telah terverifikasi," kata Azis.

8 Rekomendasi

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement