Jumat 29 Sep 2023 21:15 WIB

DKI Sediakan RS Tarakan Tangani Anak Korban Kekerasan Bullying

Pemprov DKI menyediakan RS Tarakan khusus menangani anak korban kekerasan bullying.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pengendara sepeda motor melintas di depan Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD) Tarakan, Cideng, Jakarta. Pemprov DKI menyediakan RS Tarakan khusus menangani anak korban kekerasan bullying.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pengendara sepeda motor melintas di depan Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD) Tarakan, Cideng, Jakarta. Pemprov DKI menyediakan RS Tarakan khusus menangani anak korban kekerasan bullying.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyampaikan bahwa pihaknya memfasilitasi adanya pengaduan serta penanganan mengenai masalah kekerasan pada anak di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Hal itu menanggapi ihwal maraknya kasus perundungan atau bullying yang terjadi pada anak di Indonesia.

“Dinas PPAPP (Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk) DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sudah buka kanal-kanal pengaduan terkait dengan kekerasan,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretaris DKI Jakarta, Widyastuti kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Baca Juga

Widyastuti mengatakan, pihaknya menjamin dilakukan penindakan terhadap korban kekerasan pada anak, diantaranya masalah perundungan yang mengakibatkan dampak pada fisik maupun psikologis anak. Dia menyebut, penanganan itu bisa ditangani di RSUD Tarakan di Jakarta Pusat.

“Jadi kalaupun sampai ada (kasus perundungan) terjadi Pemprov DKI hadir menjamin itu menjadi satu bagian pendampingan, jadi di RS kita di Tarakan ada klinik yang memang menangani secara komprehensif dari sisi hukum, kepolisian, pendampingan psikiater, dan visum terkait kalau sekiranya ada kekerasan,” jelas dia.

Sebelumnya diketahui, dunia pendidikan Jakarta diramaikan dengan pemberitaan mengenai tewasnya seorang siswi SD yang loncat dari lantai 4 sekolahnya di Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Selasa (26/9/2023) lalu. Korban diduga bunuh diri lantaran mengalami perundungan atau bullying. Pihak kepolisian masih mendalami mengenai motif dari kasus tersebut.

Kasus bullying juga tengah marak di media sosial yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga hal itu mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan dan melakukan upaya antisipasi maupun penanganan terjadinya bullying.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement