REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan sejumlah ulama besar dari Mesir di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin.
Adapun ulama senior Mesir dan dunia Islam Syekh Ali Jum'ah, Penasihat Presiden Mesir Osama Azhari, Mantan Rektor Al Azhar Kairo Syekh Ibrahem Al Alhudhud, Ketua Majelis Sufi Mesir Syekh Abdul Hadi El Alqosobi, hingga dai terkenal Mesir Syekh Jaber Baghdadi.
Hadir juga Wakil Ketua Umum PB Nahdatul Ulama (NU) Habib Khilal Al Aidid mendampingi para ulama dari Mesir itu. Lalu, penerjemah Habib Ali Bahar.
Sementara itu, Megawati didampingi oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid, mantan Duta Besar Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi, dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri.
Megawati mengatakan para ulama itu berada di Indonesia dalam rangka menghadiri undangan PBNU untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, ternyata para ulama juga berkeinginan untuk menemui dirinya.
"Saya berterima kasih atas keinginan para ulama yang ingin bertemu terutama kepada saya seorang wanita yang terus memperjuangkan kaum perempuan, bukan saja di Indonesia tetapi di seluruh dunia,” kata Megawati dalam keterangannya di Jakarta.
Para ulama itu hadir sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka lalu disambut Megawati di pintu rumah dan mempersilakan tamu kehormatannya untuk masuk.
"Silakan masuk," ujar Megawati sembari menyambut dan memberi salam kepada para tamunya.
Setelah berada di ruang pertemuan, Syekh Ali Jum'ah memperkenalkan semua anggota delegasi yang hadir bersamanya. Ia menyampaikan bahwa dirinya dan semua rombongan yang datang sangat senang bisa diterima oleh Megawati.
"Kami senang sekali bisa bertemu dengan Ibu Megawati," ucap Ali Jum'ah.
Megawati mengatakan dirinya juga merasa terhormat dengan kehadiran para ulama besar dunia asal Mesir itu. Sebab, bagi warga Indonesia, sangat jarang seorang perempuan bisa bertemu dan berbincang dengan ulama-ulama besar.
Untuk itu, ia bahagia mendapatkan kesempatan atas pertemuan tersebut dan berharap bisa memberi inspirasi bagi perempuan Indonesia. Menurutnya, kaum perempuan juga bisa duduk dan berbincang bersama secara terhormat bersama para ulama.
"Ini sebuah kehormatan bagi saya, karena di sini, seringkali akan menjadi sebuah hal yang langka apabila seorang wanita seperti saya, istilahnya hsia duduk bersama dengan ulama-ulama yang banyak begini," jelas Megawati.
Syekh Ali Jum'ah lalu mengatakan bahwa dirinya tak berbasa-basi ketika menyebut pihaknya yang justru merasa terhormat bisa duduk dan berbicara bersama Megawati.
Pasalnya, pihaknya juga banyak mendengar serta selalu mengikuti rekam jejak, langkah, pernyataan, dan keputusan politik Megawati.
Ia menyoroti soal pidato Megawati di Sidang Umum ke-58 di PBB. Syekh Ali Jum'ah secara khusus memberi perhatian atas sikap dan prinsip Megawati atas tata dunia yang berkeadilan bagi seluruh warga dunia.
Pertemuan antara Megawati dan Ali Jum'ah bersama para ulama itu, berlangsung lebih dari satu jam dan banyak topik dibicarakan. Mereka berbicara mengenai isu geopolitik dan agama, khususnya menyangkut Bangsa Asia Afrika, serta kondisi Timur Tengah.
Syekh Ali Jum'ah juga sempat menyinggung soal bagaimana peran Indonesia dan Proklamator RI Soekarno dalam memerdekakan bangsa Asia dan Afrika. Adapun di Konferensi Asia Afrika (KAA) itu, lanjut Ali Jum'ah, terdapat tokoh dunia yang hadir, antara lain PM India Jawaharlal Nehru dan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.
Ia bahkan menceritakan kisah hidup di masa kecilnya, bagaimana warga Mesir saat itu mengikuti pelaksanaan KAA 1955 di Bandung melalui siaran radio.
"Waktu konferensi di Bandung, saya masih kecil dan saya ingat ayah saya mendengar radio. Ayah saya sangat antusias bagaimana pidato para tokoh, kami dengar dari radio. Dulu masih kecil sudah mendengar itu dan saya sibuk dengan mainan saya, ayah saya menegur jangan berisik, ayah sedang mendengar," tutur Ali Jum'ah disambut tawa para hadirin.
Ali Jum'ah menyampaikan semangat persatuan tersebut ternyata memiliki kesamaan pandangan dengan Megawati yang memerangi segala bentuk kezaliman, kemiskinan.
Ali Jum'ah juga mengajak Megawati untuk bekerja sama agar menciptakan dunia yang baik bagi semua orang.
"Dan secara pribadi dan institusi kami menyampaikan salam hormat dari masyarakat Mesir. Kami dari Al-Azhar dan masyarakat Mesir sangat menghormati Ibu Megawati dan keluarga Bung Karno. Kami mengharap sekali Ibu Megawati bisa mengunjungi Mesir," ucap Ali Jum'ah.
Menanggapi itu, Megawati menjelaskan mengapa dirinya bisa menyampaikan gagasan dan sikap yang orisinal. Putri Proklamator RI Soekarno itu menyampaikan sifat itu turun dari ayah dan ibunya yang keduanya merupakan pejuang kemerdekaan.
Sikap-sikapnya juga banyak dipengaruhi pengalamannya ketika mengikuti Konferensi Gerakan Non-blok sebagai anggota delegasi termuda pada saat itu.
Perbincangan yang hangat dan panjang itu lalu diakhiri dengan saling tukar menukar cenderamata dan foto bersama. Megawati memberikan kain batik, sedang Syekh Ali Jum'ah memberikan sebuah tasbih dengan mata tasbih berwarna hiitam dan hijau tosca.
"Kami berharap sekali jika Ibu nanti bisa berkunjung ke Mesir," pungkas Syekh Ali Jum'ah.