Selasa 17 Oct 2023 09:19 WIB

Israel Sebut tak Ada Rencana Gencatan Senjata di Gaza

Warga Gaza mengatakan pengeboman terus terjadi sepanjang hari, bahkan malam hari

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Israel melanjutkan pemboman ke Gaza setelah upaya-upaya diplomatik masih gagal
Foto:

Kepada stasiun televisi CNN, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat (AS) berharap penyeberangan Rafah dapat dibuka selama beberapa jam untuk memungkinkan beberapa orang meninggalkan Gaza sebelum serangan darat Israel yang diperkirakan akan terjadi.

AS telah mengatakan kepada warganya di Gaza untuk pergi ke tempat penyeberangan. AS memperkirakan jumlah warga Palestina-Amerika yang memiliki dua kewarganegaraan di Gaza mencapai 500 hingga 600 orang.

Banyak warga Palestina dan warga negara asing berbondong-bondong menuju penyeberangan dengan membawa koper dan barang-barang dengan harapan dapat menyeberangi perbatasan Mesir.

"Tidak ada keamanan, bahkan ketika Anda berada di perlintasan pun Anda merasa takut," kata Hadeel Abu Dahoud.

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Ke mana pun kami pergi, selalu ada penembakan, penembakan, tangisan, jeritan, dan darah," tambahnya.

Washington juga berusaha untuk mengamankan pembebasan 199 sandera yang menurut Israel dibawa Hamas ke Gaza. Di antara mereka terdapat orang tua, wanita dan anak-anak serta orang asing, termasuk warga AS.

Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden menunda perjalanan ke Colorado untuk berada di Gedung Putih. Ia menggelar rapat keamanan nasional untuk mengatasi konflik tersebut.

Biden mengirimkan bantuan militer ke Israel namun juga menekankan perlunya bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina dan mendesak Israel untuk mengikuti aturan perang dalam menanggapi serangan Hamas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement