REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks-indeks utama Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena investor optimistis terhadap dimulainya laporan keuangan di tengah perhatian yang masih tertuju pada situasi di Timur Tengah.
Indeks S&P 500 naik 45,85 poin atau 1,06 persen ke 4.373,63, Indeks Komposit Nasdaq menguat 160,75 poin atau 1,2 persen ke 13.567,98, dan Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 314,25 poin atau 0,93 persen ke 33.984,54.
"Setidaknya untuk saat ini, pelaku pasar melihat laporan keuangan yang lebih kuat, pekan yang lebih kuat dalam hal pendapatan," kata Kepala Strategis Global LPL Financial Quincy Krosby di Charlotte, North Carolina.
Pada saat yang bersamaan, lanjut Krosby, para pemimpin global mencoba untuk memastikan bahwa konflik di Timur Tengah "tetap terkendali". Pasukan Israel terus membombardir Gaza, menewaskan ribuan orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak, setelah upaya gencatan senjata terhenti.
Indeks Volatilitas CBOE turun, sementara Dow Jones mencatatkan persentase kenaikan harian terbesar dalam sebulan. Sektor transportasi Dow Jones yang sensitif terhadap ekonomi melonjak 1,9 persen, kenaikan harian terbesar sejak akhir Juli. Sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 naik 1,6 persen.
Sektor konsumer diskresioner memimpin kenaikan sektor-sektor S&P 500 yang seluruhnya meningkat. Saham Charles Schwab melonjak 4,7 persen karena perusahaan pialang tersebut mencatatkan penurunan laba kuartalan yang lebih kecil dari yang diperkirakan.
Saham Lululemon Athletica menguat 10,3 persen, level tertingginya dalam hampir dua tahun, sebab produsen pakaian olahraga asal Kanada itu akan masuk ke dalam indeks S&P 500 menggantikan Activision Blizzard.
Laporan kuartalan dari bank-bank besar seperti Goldman Sachs, Bank of America, Morgan Stanley, raksasa farmasi Johnson & Johnson, produsen kendaraan listrik Tesla dan pioner video-streaming Netflix akan dirilis minggu ini.
Laba perusahaan-perusahaan dalam S&P 500 diperkirakan naik 2,2 persen secara tahunan, lebih tinggi dari perkiraan 1,3 persen sepekan sebelumnya, menurut data LSEG pada Jumat (13/10).
Data sebelumnya menunjukkan indeks New York Fed's General Business Conditions, yang dikenal sebagai "the Empire State Index", kembali ke teritori negatif.
Sementara itu, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker kembali menegaskan pandangannya pada akhir pekan lalu bahwa bank sentral AS kemungkinan besar sudah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 9,6 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,38 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. Jumlah saham-saham yang naik melebih jumlah saham yang turun dengan rasio 2,59 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,91 : 1.
S&P 500 mencatatkan 11 titik terendah baru dalam 52 minggu dan 6 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 33 titik tertinggi baru dan 206 titik terendah baru.